Pengamat Sebut Pilpres 2019 Pukulan Telak bagi Demokrat

Pengamat Sebut Pilpres 2019 Pukulan Telak bagi Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto bertemu di Kawasan Mega Kuningan Jakarta, Selasa (24/7/18). FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai keputusan Prabowo Subianto menggandeng Sandiaga S Uno sebagai calon wakil presiden (cawapres) menjadi pukulan telak bagi Partai Demokrat (PD). Menurutnya, Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) awalnya terlihat terlalu percaya diri bahwa putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal menjadi pendamping Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 justru menjadi beban tersendiri.

Ari mengatakan, keputusan Prabowo menggandeng Sandiaga sebagai cawapres pada detik-detik terakhir tentu menyakitkan PD. Dalam pandangan Ari, keberanian Prabowo menolak tawaran PD untuk menggandeng AHY menjadi bukti bahwa partai pemenang Pemilu 2009 itu dalam posisi daya tawar yang rendah.

"Bayangkan, tudingan sebagai jenderal baper (ke arah SBY, red) terkesan diterima  dengan tabah. Pada akhirnya (PD) menyatakan dukungan ke Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ujar Ari kepada JPNN, Kamis (16/8).

Namun, pengajar di Universitas Indonesia itu memperkirakan PD setengah hati mendukung Prabowo - Sandi. Ari menangkap kesan itu dari ketidakhadiran SBY saat duet Prabowo - Sandi didaftarkan di Komisi pemilihan Umum (KPU) pada Jumat lalu (10/8).

Melihat fakta-fakta yang ada, mantan wartawan itu menyimpulkan hanya dua parpol peserta Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 yang tidak bisa memanfaatkan momentum di Pilpres 2019.  Yaitu, Partai Garuda dan Partai Demokrat.

Menurut Ari, wajar bagi Partai Garuda yang masih pendatang baru dan memutuskan tidak ikut dalam koalisi di pilpras. Namun, hal berbeda justru terjadi pada PD.

"Demokrat yang melabuhkan suaranya ke pasangan Prabowo-Sandi tanpa AHY diakomodasi sebagai cawapres adalah sebuah aib besar dari partai yang pernah berjaya di dua pemilu lalu," pungkas Ari.(gir/jpnn)


Pengamat politik Ari Junaedi menilai keputusan Prabowo Subianto menggandeng Sandiaga sebagai cawapres justru menjadi pukulan telah bagi Partai Demokrat.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News