Pengamat: Skema Pemerintah Patahkan Anggapan Diskriminasi Pertanian

Pengamat: Skema Pemerintah Patahkan Anggapan Diskriminasi Pertanian
Petani melakukan panen padi menggunakan alsintan. Foto: Humas Kementan

"Jadi apanya yang terpuruk? Wong tanaman pangan dan produksi subsektor lainya juga tetap berjalan dengan baik. Bahkan ekspor kita tumbuh positif," katanya.

Sementara itu, Pengamat Pertanian yang juga Senator DPD RI 2014-2019 dari Sumatera Utara, Parlindungan Purba mengapresiasi kebijakan pemerintah dalam mengandalkan produksi dalam negeri dan meningkatkan nilai ekspor.

Menurut dia, kebijakan itu tak lepas dari tangan dingin Mentan SyahruI yang memiliki pengalaman dan track record kerja selama puluhan tahun.

"Peran Pak Syahrul dalam kebijakan ini sangat besar. Saya sangat yakin beliau yang mendorong pertanian kita menjadi lebih hebat, lebih maju, mandiri dan modern," katanya.

Terpisah, Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto memastikan bahwa persediaan sayur untuk kebutuhan masyarakat selama pandemi corona dalam posisi melimpah. Faktor ini, kata dia, disebabkan karena petani terus melakukan produksi secara masif.

"Kalau ada pengamat yang cerita impor sayuran kita meningkat di tahun 2019, mungkin bisa dilihat lagi dari data BPS. Impor terbesar kita hanya terjadi pada bawang putih dan kentang industri," katanya.

Prohasto mengatakan, bawang terpaksa diimpor karena pasokan dalam negeri belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Terlebih baput hanya tumbuh optimal di daerah sub tropis seperti Tiongkok. Meski demikian, dia memastikan bahwa produksi bawang nasional naik dari 49 ribu ton menjadi 88 ribu ton.

"Walaupun jumlahnya masih belum mencukupi kebutuhan nasional yang mencapai 580 ribu ton per tahun. Begitu juga dengan kentang industri, yang berbeda dengan jenis kentang sayur (granola). Jenis Granola kita malah sudah bisa ekspor. Jadi impor sayuran hanya pada komoditas sayur yang produksi kita masih rendah," katanya.

Pemerintah menyiapkan empat skema besar agar para petani tetap berproduksi dan menjaga ketersediaan bahan pokok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News