Penggemar K-Pop di Indonesia Cukup Kuat untuk Jadi Agen Perubahan?
Selasa, 16 Februari 2021 – 13:40 WIB
"Di negara-negara Barat, mereka cenderung merupakan bagian dari komunitas minoritas, misalnya Afrika Amerika, atau Asia Australia," ujar dosen media dan musik di Universitas Macquarie ini.
Video: TikTok user celebrates successful campaign to sabotage Trump rally (ABC News)
Mau diajak berkampanye soal COVID-19
Seorang anggota ARMY di Kalimantan Selatan, Nony Safitri, merasakan manfaat dari gerakan penggalangan dana yang dilakukan penggemar K-Pop saat terjadi banjir di daerahnya.
Photo: Banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan pada pertengahan Januari 2021. (AP: Putra)
Banjir besar yang melanda provinsi penghasil tambang dan perkebunan kelapa sawit itu menyebabkan Novy terjebak dalam rumahnya yang aliran listriknya sudah tidak menyala.
Ia memutuskan untuk meminta bantuan melalui media sosial.
Photo: Nony Safitri merupakan penggemar BTS di Kalimantan Selatan yang dilanda banjir dan mendapatkan bantaun dari sesamanya penggemar K-Pop. (Supplied)
Basis penggemar ARMY setempat langsung turun tangan mengatur "kebutuhan makanan dan lilin" untuk dikirim ke rumah Novy.
Inilah fenomena para penggemar K-pop di berbagai belahan dunia: menyuarakan dukungan kuat bagi gerakan Black Lives Matter (BLM), mempermalukan Donald Trump, hingga melontarkan kritik terhadap Pemerintah Thailand
BERITA TERKAIT
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya