Pengirim dan Penerima Uang dari Mbah Putih Bakal Ketahuan

Pengirim dan Penerima Uang dari Mbah Putih Bakal Ketahuan
Dwi Irianto alias Mbah Putih. Foto: FILE RADAR JOGJA

jpnn.com, JAKARTA - Tim Satgas Antimafia Bola bentukan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) perlahan tapi pasti menangkap satu per satu orang-orang lama yang malang-melintang di jagat sepak bola nasional. Salah satunya adalah Dwi Irianto alias Mbah Putih.

Dia tertangkap setelah polisi melakukan pengembangan dari tiga tersangka yang sudah diringkus sebelumnya. Yakni, Priyanto, Anik Yuni Kartika, dan Ketua Asprov Jateng Johar Lin Eng.

Mbah Putih diciduk lantaran diduga menerima suap aliran dana dari Priyanto yang merupakan mantan komisi wasit.

Buku rekening dan smartphone berisi chat menjadi barang bukti yang diamankan Korps Bhayangkara. Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Argo Yuwono menuturkan, dari hasil pemeriksaan diketahui mantan ketua umum Asprov PSSI Jogjakarta itu terbukti menerima sejumlah uang dari Priyanto.

Peran Mbah Putih sebagai anggota Komisi Disiplin PSSI dinilai sangat signifikan untuk memuluskan pengaturan skor bahkan jadwal pertandingan di liga 3. "Karena peran DI ini yang memberikan sanksi kalau ada pemain maupun klub yang melakukan pelanggaran," ucap Argo.

Perwira dengan tiga melati di pundak itu belum bisa menyebut jumlah nominal yang diterima Mbah Putih. Penyidik saat ini masih mendalami dan mengembangkan soal aliran dana tersebut. Pihaknya akan menggandeng pihak perbankan untuk menilisik rekam jejak uang yang diterima maupun keluar dari rekening Mbah Putih.

"Masih kami pilah-pilah terkait penerimaan dan sumber dana jumlahnya berapa dan darimana saja," jelasnya.

Argo tidak menampik bakal ada tersangka-tersangka baru dalam kasus yang dilaporkan oleh mantan manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryanti itu. Mengingat, kasus penggelepan, penipuan, sekaligus suap yang akhirnya mengarah ke pengaturan skor ini cukup sistemik. Melibatkan berbagai pihak serta oknum-oknum di dalamnya yang bermain.

Kasus pengaturan skor di kompetisi sepak bola Indonesia ibarat mata rantai yang tidak ada putusnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News