Pengrajin Tahu Tempe Mogok, Syarief Hasan Minta Pemerintah Intervensi Pasar

Pengrajin Tahu Tempe Mogok, Syarief Hasan Minta Pemerintah Intervensi Pasar
Wakil Ketum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan. Foto: Boy/JPNN.com

Menurut Syarief, saat sekarang ini pemerintah harus membuka kran impor kedelai untuk diberikan kepada koperasi-koperasi, asosiasi tempe dan tahu.
"Bukan hanya kepada pedagang-pedagang besar yang menguasai pasar," tegasnya.

Syarief menambahkan berdasar data yang dipublikasikan Kompas, Selasa (5/1), kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun rata-rata mencapai 2,8 juta ton. Alokasinya, 70 persen untuk tempe, 20 persen tahu, dan sisanya untuk bahan kecap.

Dia menambahkan untuk memenuhi kebutuhan kedelai itu, Indonesia harus impor hingga 2,5 juta ton yang sebagian besar dari Amerika Serikat dan Kanada.

Menurut Syarief, Kementerian Pertanian (Kementan) harusnya kembali menggiatkan program swasembada pangan, khususnya yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Apabila kita swasembada pangan maka kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor yang menjadi salah satu penyebab naik turunnya harga pangan, seperti kedelai," katanya.

Ia mendorong pemerintah segera membuat rencana strategis tersebut.

Pemerintah harus membuat pemetaan berapa ratus hektare lahan pembibitan dan penanaman kedelai sesuai jumlah kebutuhan pasar, hingga aspek-aspek teknis lainnya.

"Sehingga persoalan kedelai yang menjadi bahan baku utama tahu tempe tidak muncul kembali dan tidak meresahkan masyarakat dan para pelaku usaha UMKM," tutup Syarief. (*/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Kenaikan ini harus diintervensi pemerintah sehingga pengrajin tahu tempe UMKM dapat tetap berproduksi dengan harga yang stabil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News