Penguasa Batu Bara

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Penguasa Batu Bara
Warga melihat sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara. Ilustrasi Foto: ANTARA /AJI STYAWAN

Akibat krisis ini Jokowi berang dan memerintahkan penghentian ekspor batu bara selama satu bulan, mulai Januari sampai Februari. Negara-negara pengimpor batu bara Indonesia berteriak-teriak akibat embargo ini.

China, Korea, dan Jepang--yang selama ini mengandalkan pasokan batu bara dari Indonesia--kalang kabut karena pencekalan ekspor itu.

Seperti biasanya, Jokowi masygul oleh kucing-kucingan itu dan mengancam akan mencabut izin pertambangan perusahaan yang tidak taat DMO.

Jokowi ingin menunjukkan bahwa Indonesia punya nasionalisme ekonomi dan bisa mengalahkan kepentingan pasar internasional dengan mengutamakan kepentingan dalam negeri.

Namun, kenyataannya pernyataan itu hanya bersifat retorika belaka. Embargo baru berjalan beberapa hari sudah langsung dicabut. Kali ini Menteri Investasi Luhut Pandjaitan yang mengumumkan pencabutan itu.

Nasionalisme ekonomi Indonesia dipertanyakan. Kedaulatan ekonomi nasional atas pasar internasional menjadi bahan tertawaan. Tekanan pasar internasional ternyata tidak mampu dihadapi oleh Indonesia yang terpaksa mengalah dengan menjilat ludah sendiri.

Perkembangan ini memunculkan pertanyaan mengenai kekuasan seorang presiden. Jokowi dengan gagah mengumumkan pelarangan ekspor, tetapi baru berjalan beberapa hari kebijakan itu sudah dianulir oleh menterinya sendiri.

Bisnis tambang batu bara menjadi kontroversi besar yang penuh misteri. Indonesia adalah salah satu pemasok terbesar pasar batu bara internasional.

Kalau dia disebut sebagai Ratu Batu Bara, tentu ada rajanya. Si raja tetap bebas beroperasi karena mendapat konsesi dan proteksi dari kekuasaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News