Pengungsi Terus Bertambah, Satkorlak Kewalahan

Pengungsi Terus Bertambah, Satkorlak Kewalahan
Bantuan untuk pengungsi korban Merapi datang dari berbagai penjuru. Pakaian pantas pakai, obat obatan, sanitasi dan makan.Bahkan beberapa produk susu juga nampak dibagikan relawan dengan melimpah. Tampak pengungsian di Stadion Maguwoharjo, Sleman 6 November 2010. Foto: Boy Slamet/Jawa Pos
BOYOLALI -- Kota Boyolali diselimuti abu vulkanis sekitar dua sentimeter. Kondisi itu disebabkan sejak pukul 03.00 terjadi hujan abu dan pasir dengan intensitas sangat deras. Berdasarkan pantauan Radar Solo (grup JPNN), kejadian itu juga membuat pengungsi di Kota Boyolali waswas.

Selain itu, intensitas hujan abu yang cukup deras mengakibatkan jarak pandang di jalan raya sekitar tiga meter. Pengendara, baik roda dua maupun roda empat, dianjurkan menyalakan lampu untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Sebelum terjadi hujan abu dan pasir, dari puncak Merapi terdengar suara gemuruh. Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Boyolali terjun ke titik-titik pengungsian untuk mengatur arus pengungsi. "Jarak pandang hanya sekitar tiga meter. Karena itu, perlu ada pengaturan akses masuk ke titik pengungsian," kata Koordinator Tagana Boyolali Ikhsanudin.

Dia menuturkan, karena hujan pasir dan suara gemuruh masih terjadi, ratusan pengungsi terus memadati Kota Boyolali. Warga yang berada di radius 18 kilometer dari puncak Merapi juga ikut mengungsi. Misalnya, warga Desa Paras, Cepogo. Mereka telah turun Sabtu dini hari. "Desa dikosongkan demi keselamatan warga," jelasnya.

BOYOLALI -- Kota Boyolali diselimuti abu vulkanis sekitar dua sentimeter. Kondisi itu disebabkan sejak pukul 03.00 terjadi hujan abu dan pasir dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News