Penjara Rottnest Island, Kisah Kelam Orang Aborigin di Australia Barat
Perubahan memang sedang terjadi. Tanah pekuburan itu belum lama ini mengalami transformasi, dengan jalan taman yang menandai perimeter dan tanda-tanda pun dipasang.
Saat ini semua perhatian tertuju pada Quod, yang akan dikembalikan ke pemerintah negara bagian Australia Baray pada Mei 2018 ketika sewanya berakhir. Banyak yang berharap ini dijadikan pusat peringatan, tempat untuk penyembuhan dari trauma masa silam. Kapan hal terjadi dan siapa yang akan mendanainya masih belum jelas.
"Di seluruh dunia juga ada - Hiroshima, Auschwitz, 11/9 Ground Zero, Port Arthur - untuk mengakui yang terjadi di masa lalu memang mengerikan. Jangan menyangkalinya. Renungkan dan ambil hikmahnya untuk ke depannya," kata Dr Stasiuk.
"Hal ini terwujud, namun butuh waktu yang sangat lama. Terlalu lama. Saya 44 tahun sekarang dan ini sudah dibahas ketika saya masih remaja," katanya.
"Saya tak mau anak-anak saya membawa anak mereka ke Wadjemup tetap dengan cerita yang sama ini tanpa kesimpulan atau hasil. Saya tidak ingin hal ini berlanjut ke generasi berikutnya," katanya.
Trauma masa-masa awal negara bagian itu masih teringat jelas di kalangan penduduk Aborigin Australia Barat. Dan marginalisasi terus terjadi.
"Kita harus disembuhkan. Begitu banyak keluarga yang terkena dampaknya" kata Dr Nannup.
Pulau Rottnest Island dilepas pantai Fremantle, Australia Barat, saat ini merupakan tujuan wisata populer. Namun tak banyak yang tahu bahwa pulau
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka