Penjualan Elpiji di Mojokerto Merosot

SPPBE Kembalikan 3.000 Tabung Rusak

Penjualan Elpiji di Mojokerto Merosot
Penjualan Elpiji di Mojokerto Merosot
MOJOKERTO - Maraknya insiden ledakan yang dipicu gas elpiji berdampak pada penjualan di pasaran. Ditambah penyebab lain, penjualannya merosot hingga 50 sampai 55 persen setiap harinya.

Hal itu dirasakan pengusaha Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Desa Domas, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Sebelumnya, dalam sehari bisa menjual sebanyak 15 ribu sampai 20 ribu tabung. Namun, setelah maraknya insiden ledakan, hanya mampu menjual sekitar 9 ribu sampai 10 ribu tabung. ""Memang, ada beberapa penyebab. Tapi, kalau tanya ke agen, ya banyak disebabkan kejadian ledakan. Masyarakat khawatir,"" ungkap Manajer Operasional SPPBE di Desa Domas, Farid Jauhari kemarin.

Memang, terhitung per Juni 2010, ada pembatasan ruang gerak SPPBE dalam memasarkan gas elpijinya. Kalau sebelumnya bisa masuk ke daerah lain, sekarang sudah tidak bisa. SPPBE terkena rayonisasi. Sehingga, hanya diperbolehkan melayani daerah tertentu di Mojokerto. ""Selain itu, juga ada SPBE baru,"" katanya.

Sementara itu, terkait keamanan dalam pemanfaatan gas elpiji, dikatakan Farid, SPPBE sudah melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP). Seluruh tabung kosong yang masuk, sudah dilakukan pengecekan. Salah satunya dengan memasukkan dalam air. Sehingga, kalau ada tabung yang bocor, bisa langsung diketahui. ""Tabung yang bocor atau rusak, akan dipilah. Langsung saya laporkan ke Pertamina agar dikembalikan ke pabriknya untuk diganti,"" katanya.

MOJOKERTO - Maraknya insiden ledakan yang dipicu gas elpiji berdampak pada penjualan di pasaran. Ditambah penyebab lain, penjualannya merosot hingga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News