Pentagon Akan Karantina Warga yang Tiba dari China

Pentagon Akan Karantina Warga yang Tiba dari China
Para calon penumpang kereta cepat dan petugas di Stasiun Beijingnan, Rabu (22/1), mengenakan masker untuk menghindari wabah virus corona jenis baru di Wuhan, China. Foto: Antara/M. Irfan Ilmie)

jpnn.com, WASHINGTON - Pejabat kesehatan Amerika Serikat Sabtu (1/2) mengonfirmasi kasus kedelapan virus corona yang terjadi di negaranya. Melihat kecepatan penyebarannya, Pentagon akan menyediakan tempat bagi orang-orang yang tiba dari luar negeri yang mungkin perlu dikarantina.

Juru bicara Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS mengatakan pasien AS terakhir, yang ada di Massachusetts, baru-baru ini kembali dari provinsi Hubei di China tengah, pusat berjangkitnya virus.

Semua, kecuali satu, pasien di AS diyakini tertular penyakit itu saat mereka berkunjung di area Wuhan. Pekan ini pejabat AS melaporkan penularan corona yang pertama dari manusia ke manusia di AS di Illinois.

Corona yang mirip flu, yang dipercaya pertama muncul di pasar yang menjual hewan liar secara ilegal di provinsi Hubei ibu kota Wuhan, sejauh ini menewaskan 304 orang di China.

Kasus-kasus yang dikonfirmasi soal virus itu sudah dilaporkan di 27 negara lain, menurut CDC.

Keprihatinan terhadap virus itu mendorong pemerintahan Trump mengumumkan keadaan darurat kesehatan publik dan melarang warga negara asing yang baru mengunjungi China masuk ke AS.

Selain itu warga AS yang mengunjungi Hubei dua pekan terakhir akan diwajibkan masuk karantina selama 14 hari, yang dipercaya merupakan periode inkubasi virus itu, kata pejabat.

Orang-orang Amerika yang mengunjungi wilayah lain daratan China akan mengalami penyaringan kesehatan khusus setelah kembali, diikuti "swa-karantina yang terpantau" hingga 14 hari, dengan pembatasan-pembatasan sementara.

Pejabat kesehatan telah minta Departemen Pertahanan menyediakan beberapa fasilitas yang mampu menampung sedikitnya 250 orang dalam kamar-kamar pribadi sampai 29 Februari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News