Penumpang Commuter Line Bingung

Penumpang Commuter Line Bingung
Penumpang Commuter Line Bingung
”Pola operasi single operation dimaksudkan bahwa perjalanan KRL pada lintas/relasi yang sama, semua KRL akan memiliki waktu tempuh perjalanan yang sama dan berhenti di stasiun yang sama serta tidak dilakukan penyusulan antar KRL,” imbuhnya.

Dengan berhentinya seluruh KRL di setiap stasiun, sambung Makmur, maka diharapkan distribusi penumpang menjadi merata di seluruh stasiun. “Nanti pada pelaksanaanya, kita sesuaikan dengan tingkat pelayanan. Jadi, hanya akan terdapat dua jenis kelas KRL yang akan dijalankan, yaitu KRL Ekonomi Non AC dan KRL AC,” terang Makmur.

Seperti diberitakan sebelumnya, keputusan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk menerapkan konsep commuter line sudah bulat. PT KAI berharap, dioperasikannya commuter line dapat mengatasi kemacetan lalulintas yang telah menjadi momok di wilayah Jabodetabek. Ini karena, dalam sehari, sekitar 400 ribu hingga 500 ribu (bukan 500) penumpang dapat terangkut menggunakan commuter line. “Saat ini Commuter melayani beberapa rute, di antaranya Jakarta–Bogor, Jakarta-Tanahabang, Jakarta–Bekasi, Jakarta–Tangerang, Jakarta–Serpong, serta rute lingkar Jakarta seperti melalui KRL Ciliwung, dengan rute Manggarai–Tanahabang–Angke –Kemayoran–Pasarsenen–Jatinegara,” jelas Kepala Hubungan Masyarakat (Ka Humas) PT KA, Mateta Rizalulhaq. (ric/det)

BOGOR-Uji coba kereta rel listrik (KRL) commuter line, kemarin, membuat sejumlah penumpang kebingunan. Pasalnya, pola operasi KRL diubah menjadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News