Penutupan Program Bahasa di Australia Tak Hanya Rugikan Mahasiswa, Tapi Juga Lulusannya Saat Cari Kerja

Penutupan Program Bahasa di Australia Tak Hanya Rugikan Mahasiswa, Tapi Juga Lulusannya Saat Cari Kerja
Australia Plus

"Di tahun 2021, bahasa Indonesia hanya akan diajarkan di 12 universitas di Australia, turun dari 24 universitas belasan tahun lalu. 

"Seluruh Australia akan kehilangan kesempatan bagi para lulusan universitas untuk mengenal negeri berpenduduk 270 juta, yang secara internasional semakin penting dan juga secara strategis penting juga bagi Australia," tambah Kate, yang juga pengajar di University of Melbourne dan dikenal sebagai pakar militer Indonesia.

Kate mengatakan pandemi COVID-19 semakin menambah kesulitan pendanaan program bahasa bagi banyak perguruan tinggi di Australia.

"Namun kami melihat selama bertahun-tahun pengajaran bahasa Asia tidak mendapat perhatian serius dari pihak universitas maupun dari pemerintah Australia," ujarnya.

Medapatkan Keuntungan belajar bahasa selain Inggris di Australia dirasakan oleh Hammad Shahin, yang sekarang berada di tahun keempat jurusan Hukum dan Hubungan Internasional di La Trobe. Ia juga belajar untuk mendapatkan Diploma dalam Bahasa Indonesia.

Shahin yang berlatar belakang etnis Suriah dan Lebanon mengatakan ia pernah belajar bahasa Italia sampai Kelas 9.

"Setelah itu saya berhenti, karena saya tidak melihat relevansi belajar Italia kalau saya ingin melanjutkan di bidang hukum," kata Hammad kepada ABC Indonesia.

Perkenalannya dengan Indonesia baru terjadi di tahun 2018, setelah ia mengikuti mata kuliah pengantar mengenai Asia yang membahas Jepang dan Indonesia, yang diajarkan oleh Dirk Thomsa, dosen La Trobe yang juga banyak melakukan penelitian mengenai Indonesia.

Australia menghadapi krisis dalam pengajaran bahasa-bahasa Asia di tingkat universitas, demikian menurut Asosiasi Studi Asia di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News