Penyebab Utama Nominal Transaksi Nontunai Masih Sedikit
Menurutnya, solusi yang bisa diambil ialah bank melakukan sinergi dengan startup. Beberapa bank mulai melakukan hal ini.
Mereka menyadari startup atau bisnis rintisan ini bisa jadi momok bagi perbankan.
Prabu menjelaskan, pihaknya tidak lantas menjadi penonton. Langkah sudah diambil sejak dini.
Pihknya sudah memiliki klausul untuk uang elektronik yang sudah berkembang seperti Go-Pay dan OVO.
Nantinya mereka diwajibkan menjadi satu payung. Baik uang elektronik perbankan dan Go-Pay atau OVO akan saling berintegrasi.
“Seperti GPN, menggunakan satu mesin saja sudah bisa mengakomodir uang elektronik apa saja. Program itu saat ini kami sedang jalankan. Masih dalam tahap awal,” tuturnya.
Asisten Analis Ekonomi KPw BI Kaltim Wahyu Baskara Santoso menerangkan, secara pengguna, untuk wilayah Kawasan Indonesia Timur (KTI) Kaltim terbanyak. Sekitar, 184.333 pengguna.
Namun, transaksinya tidak terlalu besar. Data 2017 menunjukkan transaksi dalam satu tahun untuk nontunai atau uang elektronik sekitar Rp 113 juta. (aji/ndu/k15)
Jumlah nominal transaksi nontunai di Kalimantan Timur terbilang masih sedikit. Faktor paling utama ialah kebiasaan masyarakat yang masih nyaman melakukan pembayaran tunai.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Edukasi Investasi, Bibit.Id Jelaskan 3 Alasan Beli Sukuk Seri ST012
- Dukung UMKM Naik Kelas, Kanwil Bea Cukai Banten Jalankan Sejumlah Kegiatan
- Tak Perlu ke Lokasi, Masyarakat Bisa Menukar Uang THR Lewat Aplikasi PINTAR
- BI Sumsel Sediakan 145 Titik Penukaran Uang Lebaran, Cek di Sini Lokasinya
- BI Sumsel Bantu Jaga Stabilitas Daerah, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi
- Hadapi Ramadan dan Idulfitri, BI Lampung Siapkan Uang Kartal Rp 4,3 Triliun