Penyerapan Beras Bulog Tersendat, Buwas Mengeluh di DPR

Penyerapan Beras Bulog Tersendat, Buwas Mengeluh di DPR
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) pada peluncuran Operasi Pasar Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Foto: Bulog

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso kembali mengeluhkan tersendatnya penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP). Tersendatnya penyaluran ini, kata dia, akibat program beras sejahtera/Rastra berubah menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Menurut Buwas, kebijakan BPNT yang sekarang berjalan berbeda dengan program Rastra atau Raskin, di mana Bulog bisa menyalurkan beras CBP untuk kedua skema bantuan sosial tersebut.

"BPNT kebijakannya, pasarnya umum. Dulunya Bulog bisa menyalurkan beras untuk Rastra dan Raskin rata-rata setiap tahun 2,6 juta (ton). Hari ini kami tidak mendapat sama sekali. Ini menjadi masalah," kata Buwas -sapaan Budi Waseso dalam rapat kerja di Komisi VI DPR, Rabu (5/2).

Dalam forum itu hadir pula Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin dan jajaran perusahaan pelat merah lainnya.

Buwas menyebutkan, dari 21 juta ton CBP, saat ini masih tersisa 1,7 juta ton lagi yang harus dilepas ke pasar. Pelepasan dilakukan karena pada April 2020 mendatang diperkirakan sudah masuk musim panen.

"Prediksi kami 2020 April sudah mulai panen, sedangan beras kita banyak karena tidak tersalurkan akibat perubahan program yang tadinya Rastra menjadi BPNY. Ini masih kami koordinasikan kementerian terkait," kata Buwas. (fat/jpnn)

Buwas menyebutkan, dari 21 juta ton CBP, saat ini masih tersisa 1,7 juta ton lagi yang harus dilepas ke pasar.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News