Perahu Rombongan Pengantar Pengantin Karam, Rebutan Papan, Saling Tindih di Laut

Perahu Rombongan Pengantar Pengantin Karam, Rebutan Papan, Saling Tindih di Laut
Perahu rombongan pengantin sebelum bertolak dari Dermaga Pulau Saugi, menuju Pulau Samatelle, Desa Mattiro Walie. Foto: Istimewa/Fajar

"Saya beruntung masih dapat papan, sehingga masih bisa selamat. Walaupum berebutan dan saling tindih di laut," beber Syamsuriani kepada FAJAR (Jawa Pos Group).

Syamsuriani menambahkan, dia sekitar setengah jam mengapung di laut, hingga pertolongan datang dari perahu nelayan yang berdatangan untuk menolong para korban.

"Saya setengah jam kayaknya mengapung. Baru datang kapal masyarakat menolong," katanya.

Hingga tadi malam, tercatat enam meninggal dunia. Masing-masing, Hasmawati (23), Nurfausia (16), Hj Rahmawati (52), Hj Ramlah (45), Mulianti (23), dan Rosmawati (52).

Sementara yang selamat ada 11 orang, masing-masing, Amirullah (50), Mustakim (39), Syamsyuriani (40), Edy Rahman (35), Yulsanti (30), Aliyah (13), Adi (35), Fattang (35), Irma, Andi Rahim, dan Raodah. Empat lainnya masih dalam pencarian, masing-masing, Mulyansah (15), Hamka, Haikal, dan Arsyad.

Kepala Pelabuhan dan Keselamatan Transportasi Laut, Dinas Perhubungan Pangkep, Husni Tamrin menyampaikan, tenggelamnya perahu rombongan tamu pernikahan tersebut akibat cuaca buruk yang melanda perairan tersebut.

Menurutnya, lokasi tenggelamnya kapal tersebut berada di kedalaman 26,7 meter. Namun, hingga kini bangkai kapal tersebut belum ditemukan.

Basarnas Makassar, ikut menggerakkan personel begitu mendengar ada perahu pengantin tenggelam. Kepala Basarnas Makassar, Amiruddin mengatakan, sebanyak 37 personel digerakkan dengan menggunakan Kapal Antasena.

Perahu rombongan pengantar pengantin karam di perairan Pulau Samatellu, Desa Mattiro Walie, Kecamatan Tupabbiring Utara, Pangkep, Sulsel. Para penumpang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News