Perang Konsulat

Oleh Dahlan Iskan

Perang Konsulat
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kota kecil Dandong penting karena berbagi sungai dengan Korea Utara. Dulu ada jembatan mobil dan kereta api dari Dandong ke kota di seberang sungai.

Jembatan itu kini tinggal separuh. Pihak Korut membongkar jembatannya sampai di tengah sungai. Itu tahun 1940-an.

Belakangan dibangun lagi jembatan baru yang besar dan  modern. Di bagian lain wilayah ini.

Presiden Donald Trump sendiri sudah tiga kali bertemu langsung Kim Jong-Un. Peran konsulat Amerika di Shenyang sudah kalah dengan gencarnya postingan Trump di Twitter-nya.

Mungkin Amerika sengaja akan mengurangi konsulatnya. Barangkali hanya yang di Shanghai dan Guangzhou yang masih akan dipertahankan.

Jangankan konsulat, Trump juga menutup kantor perwakilan kesehatan Amerika di Beijing. Padahal kantor itu sangat penting. Agar Amerika dengan cepat bisa tahu ada penyakit apa saja yang lagi berkembang di Tiongkok. Yang bisa dicegah untuk tidak terjadi di Amerika.

Enam bulan setelah penutupan itu muncul wabah Covid-19 di Wuhan. Amerika sudah telanjur kehilangan 'mata dan telinga'. Terjadilah pandemi di Amerika sekarang ini.

Jadi, apakah heboh penutupan konsulat di Houston ini akan berkembang ke perang beneran?

Belakangan, Amerika seperti lelah membela Tibet. Apalagi Tiongkok memang dengan nyata membangun dan memakmurkan Tibet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News