Perang Melawan Fatphobia di Kiblat Mode Dunia

Perang Melawan Fatphobia di Kiblat Mode Dunia
Peragaan busana untuk perempuan gemuk yang merupakan bagian dari kampanye anti-fatphobia Pemerintah Kota Paris. Foto: AP

Kini, setelah sebulan berlalu, kampanye Hidalgo membuahkan hasil. Setidaknya, mereka yang gemuk mulai berani menampakkan diri.

Mereka juga berani melawan stigma masyarakat yang menganggap orang-orang berukuran jumbo tidak menarik.

”Sampai berusia 13 tahun, saya selalu dipanggil gendut atau jelek. Dan, itu membuat saya sedih. Tapi, kini saya mendeskripsikan diri saya sendiri sebagai si gendut,” kata Cindy Solar dalam wawancara dengan Christian Science Monitor Rabu lalu (10/1).

Tidak ada lagi kesedihan atau amarah dalam nada suara perempuan bongsor tersebut. Sebab, gendut bukan lagi hina, melainkan identitas.

Solar adalah salah seorang perempuan gendut yang terlibat dalam pergelaran busana khusus di City Hall Paris pada Desember 2017.

Ketika itu, dia berlenggak-lenggok di catwalk dalam balutan piyama pink bergambar Minnie Mouse. Model lain dalam fashion show tersebut juga bertubuh besar seperti dirinya.

Perubahan tren mode yang muncul di Paris itu dengan segera tersiar ke seluruh dunia. Buku French Women Don’t Get Fat karangan Mireille Guiliano yang sempat populer pada 2004 pun kini tak lagi relevan.

Kaum hawa Prancis pun, sebagaimana sesamanya di belahan bumi lain, bertambah gendut. Tak hanya gendut, banyak juga perempuan Prancis yang obesitas. Tapi, itu tak mengurangi kecantikan Prancis.

Pertengahan Desember lalu, Paris merilis iklan-iklan anti-fatphobia. Itu dilakukan karena melihat semakin banyaknya warga yang masuk kategori obesitas

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News