Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi

Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi
Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi. Foto JPNN.com

Mau tidak mau, Islam Nusantara adalah Islam yang dicap sebagai sinkretis karena penerimaannya  terhadap unsur-unsur budaya Jawa yang kental dengan warna Hindu dan Buddha.

Dalam  prinsip  tauhid,  tentu  saja sinkretisme tidak diberi tempat. Pemurnian  akidah  menjadi  hal  yang mutlak. Dikotomi antara sinkretis dan tauhid  tidak  akan  mudah  dikikis.

Yang penting adalah bagaimana keduanya bisa saling menghormati. Islam Nusantara ala Jokowi adalah Islam yang toleran, tidak hanya terhadap rembesan budaya, tetapi juga toleran terhadap iman yang lain sehingga Islam tetap harus bisa menerima kebhinekaan sebagai bagian dari sunnatullah.

Sudah jelas, Islam adalah rahmatan lilalamin,  rahmat  bagi  seluruh alam. Itulah tantangan bagi umat Islam.  Yakni,  bagaimana  umat  Islam bisa  menempatkan  dirinya  sebagai sumber  rahmat  bagi  seluruh  alam.

Ketika menjadi minoritas, Islam harus menunjukkan   penghormatannya kepada yang mayoritas. Ketika menjadi mayoritas, Islam harus bisa mengayomi kelompok minoritas. Dengan begitu, Islam akan bisa menampilkan wajah  sebagai  sumber  kebahagiaan bagi semesta alam. (opi/awa/jpnn)


Dhimam Abror Djurai
Ketua Harian KONI Jatim


ISLAM apakah yang kita peluk sekarang? Islam Nusantara, Islam Indonesia, Islam Jawa, Islam kosmopolitan, Islam liberal, Islam konservatif, atau Islam-Islam


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News