Perempuan Indonesia Dituduh Menipu Warga Australia untuk Investasi Vila di Bali

"Mereka yang awalnya bertanya 'what are you doing for business' dan setelah saya jelaskan, mereka tertarik untuk half-half dengan saya karena faktor harganya [yang lebih terjangkau]."
'Jangan takut melapor'
Chris dan Alana telah menghubungi Polisi Federal Australia (AFP), polisi di negara bagian New South Wales dan Australia Barat, tempat tinggal pelapor, Pasukan Perbatasan dan Interpol.
Mereka mengatakan polisi AFP dan WA tidak akan menerima pernyataan mereka.
Panggilan ke pasukan polisi lainnya terdengar, kata mereka.
Ketika pihak kepolisian dihubungi melalui email, Chris dan Alana mengatakan mereka diminta untuk melaporkan masalah tersebut kepada AFP, yang sejak awal tidak mau menerima pernyataan mereka.
Mereka juga telah melaporkan ke ACCC's Scamwatch dan Border Watch, di bawah Departemen Dalam Negeri dan memungkinkan orang untuk "melaporkan aktivitas imigrasi, visa, bea cukai, dan perdagangan yang mencurigakan atau ilegal".
Mereka mengaku belum menerima respons apa pun.
"Kami mempunyai banyak informasi untuk dibagikan namun tak seorang pun ingin melihatnya dan hal ini benar-benar membuat frustrasi," kata Chris.
Dua warga Australia mengklaim mereka adalah korban penipuan investasi vila di Bali setelah melakukan uang transfer lebih dari AU$120
- EIGER Dukung Penuh IFSC World Cup di Bali, Bukti Komitmen Kembangkan Panjat Tebing di RI
- Miroslaw Aleksandra Raih Medali Emas Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Bali
- Gerak Cepat, Telkomsel Pulihkan Layanan Jaringan Internet saat Listrik Mati di Bali
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dokter Konsumen
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina