Periksa ke Puskesmas Hanya Pakai Sidik Jari

Bisa Peringatkan Kekurangan Obat

Periksa ke Puskesmas Hanya Pakai Sidik Jari
KELOLA DATA: Petugas Diskominfo membuka situs e-health yang akan diterapkan di 63 puskesmas di Surabaya Juli nanti. FOTO: FREDERIK TARIGAN / JAWA POS
Kabid Aplikasi dan Telematika Diskominfo Surabaya Helfi Syarifuddin mengatakan, setelah peluncuran di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), pertengahan tahun ini e-health akan diterapkan di 63 puskesmas se-Surabaya.

Selama ini program e-health yang sudah diterapkan di RSUD BDH baru berlangsung sekitar sebulan. Alat tersebut bisa menunjukkan stok obat dan simulasi penggunaan obat, data pengunjung, sepuluh penyakit terbanyak di RS itu, dan sepuluh pelayanan terbanyak yang digunakan pasien. "Hanya, di RSUD BDH belum ada pemindai sidik jari. Karena itu, masih digunakan kartu puskesmas saat pasien mendaftar," jelas Helfi.

Menurut dia, ada berbagai program di dalam e-health. Yaitu, data jumlah pasien, sepuluh penyakit terbanyak, sepuluh pelayanan terbanyak, jenis pasien, pemeriksaan dengan sidik jari, dan stok obat. Namun, dua program yang diprediksi paling berguna untuk puskesmas ada dua. Yakni, pemeriksaan dengan pemindai sidik jari dan stok obat.

Helfi menjelaskan, awalnya sidik jari semua pasien harus dipindai. Dengan demikian, identitas mereka tersimpan pada database yang terintegrasi ke seluruh puskesmas dan RSUD. Pemeriksaan selanjutnya pun hanya memerlukan sidik jari dan tidak lagi menggunakan kartu puskesmas. "Ini sangat menghemat biaya di puskesmas karena mengurangi penggunaan kertas," paparnya.

SURABAYA - Diskominfo yang bekerja sama dengan Dinkes Surabaya membuat gebrakan baru. Kini warga yang berobat ke puskesmas tidak perlu antre lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News