Peringati Perang dari Sisi Berbeda

60 Tahun Perang Korea

Peringati Perang dari Sisi Berbeda
BEKAS - Sejumlah orang mengamati sebuah model senjata kapal Korsel, di Korean War Memorial Museum di Seoul, 20 Juni lalu. Foto: Reuters/Jo Yong-Hak.
Dalam artikel itu pula, KCNA melampirkan data kerusakan yang ditimbulkan AS di Korut pada 1945. Mengutip data dari Komite Investigasi Kerugian akibat AS di Bagian Utara Korea, KCNA melaporkan bahwa AS telah menimbulkan kerugian materi yang nilainya mencapai USD 65 triliun (sekitar Rp 586.625 triliun). Jumlah tersebut lima kali lipat jumlah utang dalam negeri AS yang konon berkisar USD 13 triliun (sekitar Rp 117.325 triliun).

Perang Korea yang pecah menjelang fajar 25 Juni 1950 itu merenggut jutaan nyawa warga Korsel. Bukan hanya serdadu dan orang dewasa, sebagian di antaranya adalah remaja yang bergabung dengan tentara pelajar. Perang yang hanya berlangsung selama sekitar tiga tahun itu memicu pecahnya Perang Dingin. Sebab, sebagai sesama negara komunis, Uni Soviet (kini Rusia) mati-matian membela Korut. Sedangkan, Korsel didukung AS dan sekutunya.

Sayangnya, konflik yang total menewaskan tidak kurang dari 3 juta jiwa itu hanya berakhir dengan gencatan senjata pada 27 Juli 1953. Secara teknis, Korut dan Korsel masih terus terlibat perang selama enam dekade terakhir. Apalagi, Korut tidak pernah mau mengakui garis batas wilayah yang ditetapkan PBB. Menurut mereka, garis batas tersebut terlalu menguntungkan Korsel. Akibatnya, dua Korea sering berkonflik dengan alasan pelanggaran batas wilayah. (hep/dos/ito/jpnn)

SEOUL - Masyarakat Semenanjung Korea merayakan peringatan ke-60 Perang Korea kemarin (25/6). Seperti tahun-tahun sebelumnya, Korea Selatan (Korsel)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News