Perjuangan Hidup 3 Gadis Batak

Perjuangan Hidup 3 Gadis Batak
Perjuangan Hidup 3 Gadis Batak. Foto: Istimewa

”Namun keluarganya tidak mendukung impian dan cita-citanya. Karena keluarganya masih berprinsip bahwa wanita sepatutnya mengerjakan hal-hal domestik. Seperti tinggal di rumah, mengurus anak dan suami,” ceritanya.

Yang kedua adalah Butet seorang gadis yang telah ditinggal dan ditelantarkan orang tuanya sejak kecil. Butet yang satu ini sangat berjiwa sosial, peduli dengan lingkungan, dan sekitarnya.

”Sama seperti Kartini dulu, dia mempunyai kecintaan terhadap anak-anak pinggiran dan peduli dengan pendidikan anak-anak. Dengan segala keterbatasan dan kemampuannya, dia memberanikan diri untuk menjadi relawan dan mengajar sebagai guru di daerah anak-anak jalanan,” ungkapnya.

Kedua Butet ini saling bersahabat. Mereka berdua bertekad dengan kemampuan masing-masing untuk memberikan kontribusi kepada bangsa ini.

Suatu saat nanti mereka akan membuat sebuah Rumah Penampungan untuk anak-anak pinggiran atau anak-anak yang kurang beruntung. Namun, karena berbagai kendala, termasuk Kerusuhan Mei 98 yang sempat terjadi di negara ini, maka impian itu sempat pupus.

”Rumah yang sempat mereka bangun, habis dihancurkan dan dirusak beserta segala isinya, anak-anak kecil itu menjadi korban penyiksaan. Termasuk Butet dan beberapa teman wanitanya yang disiksa dan direnggut kehormatannya,” jelasnya.

Karena bangsa yang mereka cintai, telah berkhianat. Butet yang berada di luar negeri, tidak mau kembali pulang untuk membangun negeri ini. ”Begitu pun Butet yang mengalami perkosaan, tak lagi cinta pada bangsanya sendiri,” ulasnya.

Sedangkan Butet yang ketiga adalah sosok wanita Indonesia yang menjadi pahlawan negara. ”Di era seperti ini seharunya wanita sejajar dan harus setara dengan laki-laki. Perempuan tidak hanya sebagai ibu dan istri namun bisa menjadi berbagai karakter seperti halnya kartini atau fatmawati,” pungkasnya. (ash)


TRADISI di satu sisi seringkali membawa keterikatan tertentu bagi sebagian masyarakat. Biasanya, keterikatan dalam konteks negatif seringkali menimpa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News