Perjuangan Mustam demi Anak dan Inspirasinya untuk Polisi di Hari Pahlawan

Perjuangan Mustam demi Anak dan Inspirasinya untuk Polisi di Hari Pahlawan
Jajaran Ditresnarkoba Polda Riau mengunjungi Mustam dan putranya yang menderita hidrosefalus di sebuah gubuk di Jalan Kartama, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (10/11). Foto: Rizki Ganda Marito/JPNN.com

"Ternyata anak saya ini tidak bisa sembuh, hingga ibunya meninggal itulah kami tinggal di gubuk ini,” ucap Mustam.

Sebenarnya Mustam punya tiga anak. Anak pertamanya, perempuan, sudah meninggal.

Adapun Ayunda merupakan anak kedua Mustam. Anak ketiganya adalah perempuan yang kini sudah menikah dan ikut suami.

Sejak 10 tahun lalu, duda itu hanya bersama Ayunda tinggal di gubuk berukuran 4x5 meter persegi. Gubuk itu menumpang lahan milik warga setempat.

Di dalam gubuk itu terdapat satu risban sebagai tempat tidur. Tidak banyak perabot di tempat tinggal Rustam.

Sehari-hari, Mustam mengandalkan penghasilan dari bengkel tambal ban kecil-kecilan. Dia juga menjual BBM ketengan untuk menambah penghasilannya.

Menurut Mustam, rata-rata penghasilan hariannya dari tambal ban cuma Rp 50 ribu.

“Hari ini malah tidak sampai (Rp 50 ribu, red), agak terbantu dari jualan minyak ini,” tuturnya.

Mustam menjual seluruh hartanya demi menyembuhkan anaknya yang menderita hidrosefalus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News