Perjuangan Rakyat Myanmar Belum Usai

Perjuangan Rakyat Myanmar Belum Usai
Dr Than Htut Aung, tokoh pers Myanmar yang juga CEO Eleven Media Group (kanan) menerima penghargaan Pen of Freedom 2013 dari WAN-IFRA yang diserahkan oleh Presiden Editor World Forum Erik Bjerager dalam acara pembukaan World Newspaper Congress di Bangkok, Thailand, Senin (3/6).
Surat kabar itu dimulai dengan staf hanya tiga orang saja dan oplah awal 5.000 eksemplar. Aung dan rekan-rekannya begitu cerdik, ketika ingin menulis tentang memanasnya situasi politik Myanmar, mereka tidak vulgar menulisnya melainkan dengan memasukkan kata-kata pesan dalam berita olahraga.

Perlahan, pembaca muda dan tua semakin menyukai media binaan Aung. Dampaknya membuat pemerintah junta terusik. Kantor Eleven Media pun akhirnya digerebek junta militer setelah media Aung memberitakan perihal pembantaian warga sipil yang masuk dalam berita olahraga. Aung sendiri pernah merasakan dingginya lantai penjara.

Setelah pemilu tahun 2010 di bawah Presiden Jenderal Thein Sein, Htut Aung mengambil peran dalam rangka meyakinkan pemerintah untuk melakukan dialog dengan tokoh oposisi, termasuk Aung San Suu Kyi. Tujuannya, agar pemerintah Myanmar semakin terbuka untuk masyarakat internasional.(***)

CHAIRMAN dan CEO Eleven Media Group, Dr Than Htut Aung, menjadi bagian penting dalam catatan sejarah perjalanan Myanmar yang saat ini tengah melakoni


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News