Persepsi Keliru Tentang Rokok Elektrik Bisa Meresahkan Publik
Padahal, Pemerintah Amerika Serikat melalui lembaga Centers for Disease Control & Prevention telah mengonfirmasi bahwa vitamin E asetat yang ditambahkan pada cairan rokok elektrik dengan kandungan ganja merupakan penyebab utama kasus cedera paru-paru di Amerika Serikat.
Menurut PHE, zat tersebut telah dilarang digunakan dalam rokok elektrik di Inggris.
Para peneliti khawatir, persepsi yang salah dapat menimbulkan keresahan publik dan menghalangi keinginan perokok dewasa yang tidak bisa berhenti merokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih baik.
PHE menegaskan, perokok dewasa yang tidak bisa berhenti merokok harus terus didorong untuk beralih ke produk tembakau alternatif maupun alat bantu berhenti merokok lainnya.
Hal ini akan meningkatkan peluang mereka untuk menghentikan kebiasaan merokok dan hasilnya sudah terlihat dari penurunan jumlah perokok di Inggris.
Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga Sho’im Hidayat menuturkan banyak persepsi keliru mengenai produk tembakau alternatif yang dianggap sama bahayanya dengan rokok lantaran sama-sama mengandung nikotin.
Padahal, nikotin bukanlah pemicu utama penyakit terkait merokok.
Sho’im menjelaskan, kandungan zat kimia berbahaya dalam rokok adalah TAR yang bersifat karsinogen.
Sejak 2015 silam, PHE secara aktif membuat penelitian mengenai produk tembakau alternatif dan memperbarui laporan setiap tahun.
- RUPST 2024, Sampoerna Sambut Presiden Direktur Baru
- Bea Cukai Yogyakarta Beri Izin Tambah Lokasi Usaha untuk Perusahaan Ini
- Chandrika Chika Pakai Rokok Elektrik Berisi Cairan Ganja, Bergantian saat Pesta Narkoba
- Viral Remaja di Klaten Sakit Karena Rokok dan Vape, Dokter Bilang Begini
- Gawat! Jumlah Kasus Rawat Inap Anak Terkait Vape Meroket 733%
- HKN 2024, Pakta Konsumen Dorong Masyarakat dapat Edukasi Risiko Produk