Pesawat Dipotong 3 Bagian Terlebih Dahulu, kini jadi Bioskop
”Bioskop pesawat ini bisa memfasilitasi kalau yang mau gaya foto-foto di atas pesawat. Murah lagi hehehe,” katanya.
Bodi pesawat yang digunakan bukan replika. Asli. Hanya, mesin dan identitas maskapainya sudah tidak ada.
”Ini bekas Batavia Air,” kata Indra.
Nurmiyanto, sang pemilik restoran Pemancingan 100, membawanya dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
Indra menuturkan, ide sang bos itu memang awalnya hanya sebuah inovasi bisnis. Agar usahanya memiliki ciri khas yang dapat dihafal pelancong.
Dan, proses mendatangkannya tidak sederhana. Diawali perburuan Nurmiyanto ke berbagai bandara di Solo, Jogjakarta, hingga Surabaya.
Tapi, di bandara-bandara itu dia tidak mendapati pesawat yang bisa dibawa ke Klaten. Menurut informasi, harus ke Jakarta. Di Bandara Soekarno-Hatta ada tempat parkir pesawat-pesawat yang jam terbangnya sudah habis.
”Sempat ke Purwokerto dulu untuk ketemu orang yang bisa membantu membeli pesawat di Soetta,” cerita pria 29 tahun itu.
Selain menjadi bioskop buat nonton film, pesawat di halaman restoran itu juga dimanfaatkan untuk latihan calon jamaah haji dan pramugari.
- Ribuan Warga di Klaten Meriahkan Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud
- Kecelakaan KA Gaya Baru Malam Selatan vs Mobil di Klaten, Dua Orang Meninggal Dunia
- Berdialog dengan Petani Tembakau Klaten, Ganjar: Perlu Ada Pabrik yang Memproduksi Pupuk
- Kunjungi Klaten, Ganjar Menginap di Rumah Imam Masjid
- Klaten Raih Penghargaan Kabupaten Terinovatif dari Kemendagri
- Sahabat Ganjar Gelar Bazar Murah untuk Warga di Kabupaten Klaten