Petani Cabai Jaga Malam agar Tidak Kemalingan

Petani Cabai Jaga Malam agar Tidak Kemalingan
Foto/Ilustrasi: Radar Jogja

jpnn.com - jpnn.com - Mahalnya harga cabai di pasaran membuat petani tanaman penghasil buah untuk penguat rasa masakan itu lebih waspada. Sebab, maling pun kini mengincar cabai.

Di Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pencuri biasanya menggunakan sebilah bambu yang telah dibelah pada beberapa ruasnya. Setelah itu, tanaman cabai cukup dimasukkan ke dalam bambu tersebut. Kemudian bambu ditarik hingga seluruh cabainya tercerabut.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukomakmur Taufik Rahman mengatakan, beberapa waktu lalu satu ladang di Dusun Kaliduren disatroni pencuri. “Bahkan sampai hampir seluruh cabainya habis,” tuturnya

Kini, petani pun melakukan pencegahan. Yakni dengan menjaga tanaman cabai mereka.

“Kami memang belum pernah lapor ke polisi. Petani memilih menyiasatinya dengan berjaga malam di ladangnya masing-masing,” katanya.

Hanya saja, katanya, jaga malam membuat petani cabai mengeluarkan biaya dan energi lebih banyak. Namun, hal itu terpaksa harus dilakukan agar tanaman mereka tidak dicuri.
Menurut Taufik, menanam cabai memang membutuhkan tenaga, pikiran dan biaya ekstra. Apalagi komoditas itu mengandung risiko yang jauh lebih besar dibandingkan menanam padi.

Tetapi jika mendapat harga bagus, petani cabai dipastikan untung besar. “Dengan masa panen 3-5 hari sekali setelah umur cukup, kami dituntut untuk kreatif. Ini supaya biaya operasional bisa ditekan, tanpa mengurangi kualitas cabai,” jelasnya.

Sementara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, kenaikan harga cabai yang sangat tinggi sudah masuk kondisi rawan. Dia meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Dinas Perdagangan Jawa Tengah mengecek stok cabai yang ada.

Mahalnya harga cabai di pasaran membuat petani tanaman penghasil buah untuk penguat rasa masakan itu lebih waspada. Sebab, maling pun kini mengincar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News