Petani Kelapa Sawit: Harga TBS Ajlok, Paling Parah Selama Ini

Petani Kelapa Sawit: Harga TBS Ajlok, Paling Parah Selama Ini
Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Jawa Pos/JPNN

Di sisi lain, diakuinya juga untuk penjualan memang selama ini sekalipun harga hancur dirinya tetap lakukan. Hal itu dikarenakan dirinya semakin rugi karena jika dibiarkan bisa membusuk.

“Kita jual saja daripada busuk kalau lama-lama disimpan. Ya, meski dari penjualan itu sebenarnya kurang sebanding dengan capaian kerja setiap dirinya berkebun sawit,”’ tuturnya.

Seperti diketahui sebelumnya, permasalahan anjloknya harga TBS ini sejatinya dialami oleh petani kelapa sawit di Kabupaten Malinau. Hanya saja, mereka untuk menyiasatinya hingga menjual hasil panennya ke Sebuku, Kabupaten Nunukan.

Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Dinas Pertanian Malinau Ir. Kristian Muned, MT saat diwawancara awak media di ruang kerjanya, belum lama ini. Disebutkan juga, harga TBS di Malinau saat itu bisa mencapai Rp 800 per kg.

Padahal, sebelumnya harga cukup bagus bisa berkisar Rp 1.300 per kg. Oleh karenanya, petani sementara ini lebih memilih ke luar daerah.

BACA JUGA: Gara-gara Jengkol dan Petai, Optimisme Jokowi Diragukan

“Kita ketahui bersama juga, produksi sawit sejauh ini belum maksimal. Jadi, petani kebun sawit ada kalanya banyak lepas ke Sebuku,” ungkap pria berkaca mata ini.

Sedangkan, membahas harga TBS di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang memang tidak stabil. Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Marten Juk sebelumnya menyampaikan, penetapan harga TBS ditetapkan tiap bulan bersama tim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara. Tim melakukan pertemuan penentuan harga TBS sesuai dengan data dan informasi dari perusahaan di Kaltara.

Harga TBS (tandan buah segar) anjlok, para petani kelapa sawit di Provinsi Kaltara menjerit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News