Petani Keluhkan Harga Gabah, Di Mana Bulog?

Belum lagi ada indikasi permainan harga oleh tengkulak. “Dalihnya kualitas buruk akibat sering hujan,” keluhnya.
Petani di Jember, Jawa Timur, juga gigit jari memasuki masa panen ini. Pasalnya, harga gabah saat ini tidak sesuai harapan.
Adapun harga jual gabah sekarang ini turun drastis dari semula Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 3.800 per kilogram.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember, Jumantoro mengatakan anjloknya harga gabah ini dipengaruhi musim hujan. Pembeli harus bekerja ekstra untuk menjemur padi.
Masuknya beras impor dari Vietnam, dikatakan Jumantoro juga memberi pengaruh pada penurunan harga gabah.
“Jika dijual berasnya, khawatir harga beras ikut turun. Padahal, sekarang harganya masih tinggi. Saya kemarin beli beras yang biasa isi lima kilogram harganya Rp 60 ribu,” jelasnya.
Dia menambahkan, kenaikan beras tidak mengubah harga gabah. Pembelian gabah masih menggunakan inpres 2015, yakni harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 3.700.
“Padahal, kondisinya sekarang sudah berubah, inpres itu sudah tidak relevan,” tuturnya.
Para petani di sejumlah sentra beras Pulau Jawa tak merasakan kehadiran Bulog di tengah terus anjloknya harga gabah
- Bulog Terapkan Teknologi Biostimulan, Produksi Padi di Karawang Naik 2 Kali Lipat
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Cetak Rekor, Serapan Beras Bulog Capai 1,3 Juta Ton Sepanjang April 2025
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan
- Serapan BULOG Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir