Piket Nol

Piket Nol
Dahlan Iskan (berkaus hitam di tengah) bersama Durian Travellers. Foto: disway.id

Dari jembatan ini terlihat jembatan baru yang lebih tinggi dan besar. Pemandangannya bagus sekali.

Beberapa turis lokal juga terlihat di jembatan lama itu. Sambil wajahnya terlihat penuh ketakutan. Takut roboh.

Aspal jembatan memang masih utuh, tetapi pagarnya sudah lenyap. "Dicuri orang," ujar Bupati Lumajang Toriqul Haq yang masih sangat muda itu.

Pencurian itu bukan urusan bupati. Jembatan itu milik provinsi. Hanya saja sayang kalau sampai runtuh.

Jembatan lama itu bisa jadi panggung wisata. Bisa diberi pengaman yang memadai.

Dan lagi jembatan itu bisa untuk arena uji nyali. Sesekali jembatannya bergetar. Itu pertanda Gunung Semeru lagi batuk-batuk kecil. Kalau sampai roboh memang berbahaya: sungai di bawahnya dalam sekali.

Dahulu memang ada pos di pinggir jalan: itulah pos untuk piket di lokasi yang tertinggi di jalur Malang-Lumajang.

Di pos itu dahulunya wisatawan istirahat. Kini sudah rusak. Warung-warung kecilnya juga sudah kumuh.

Makan durian itu harus seperti makan es krim. Dicucup lembut, halus, sedikit sedikit, dengan bibir dan lidah, sambil mata agak terpejam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News