Piket Nol

Piket Nol
Dahlan Iskan (berkaus hitam di tengah) bersama Durian Travellers. Foto: disway.id

Lingkungan Piket Nol harus diselamatkan. Mungkin sulit: siapa yang merasa memilikinya.

Saya sudah terlalu malam tiba di Lumajang. Sudah lapar. Pak Bupati Toriqul Haq minta saya makan di pendopo.

Saya memilih bertanya: di mana ada sate gule yang enak.

"Sate Pak Toha," jawab Pak Bupati.

Saya pun ke sana. Ternyata ada menu yang lebih enak lagi: sop kikil kambingnya. Sikat semua: sate, gile, kikil, apalagi mendung sudah berubah jadi hujan.

Maka saya gagal ikut acara DT di Senduro. Padahal di Senduro yang itu kami punya acara khusus: silaturahmi ke pohon durian tua di sana. Konon sudah berumur 300 tahun, tetapi masih produktif.

Sekarang ini, kata mereka, si tua lagi memamerkan kekuatannya: berbuah sampai 1.000 buah.

Ok. Saya akan silaturahmi sendiri nanti. Kapan-kapan. Saya akan menantangnya: sama-sama tua mana yang masih lebih perkasa.(***)


Berita Selanjutnya:
Durian Kemauan

Makan durian itu harus seperti makan es krim. Dicucup lembut, halus, sedikit sedikit, dengan bibir dan lidah, sambil mata agak terpejam.


Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News