Pilih Tinggalkan ISIS daripada Perkosa Gadis

Mantan Militan Beber Kelakuan Bejat Tentara ISIS

Pilih Tinggalkan ISIS daripada Perkosa Gadis
Foto: english.alarabiya.net

Hamzah memang mendapat kelonggaran dari atasannya untuk tak menjalankan perintah itu. Namun, ia juga diperingatkan bahwa di masa mendatang tak bisa lagi mengelak dari tugas serupa.

Tak lama setelah menghindar dari perintah untuk memenggal teman sendiri, Hamzah menyadari bahwa menjadi jagal bagi ISIS bukanlah sesuatu yang diidam-idamkannya. Perasaan itu memuncak pada Desember tahun lalu ketika gadis-gadis kaum Yazidi yang diculik dibawa ke tempat tinggalnya dan dia diajak untuk ikut memerkosa mereka.

“Komandan mencoba membujuk kami dengan mengatakan bahwa ini (pemerkosaan, red) halal, hadiah dari Allah yang diizinkan untuk memuaskan kami tanpa menikahi mereka karena mereka adalah penyembah berhala,” katanya.  “Ini pemandangan yang menakutiku,” tambahnya.

Tak lama kemudian Hammzah merencanakan pelariannya dari ISIS. Ia memang mengesampingkan kenyataan tentang teman-temannya yang disekskusi secara btutal karena berusaha kabur.

Dengan memanfaatkan layanan pesan singkat Viber, Hamzah menghubungi temannya di luar ISIS dan mengaku telah mendapat izin dari khalifah  Abu Bakr al-Baghdadi  untuk menghubungi pijak keluarga melalui telepon seluler sebagai hadiah atas loyalitas dan keberaniannya. Hamzah  kemudian menggunakan telepon seluler itu untuk mengatur upaya melarikan diri.

Karenanya, setelah bebas Hamzah mengeluarkan unek-unek tentang kekecewaannya dengan seluruh jargon ISIS untuk menggelorakan jihad. “Pada awalnya saya pikir mereka berjuang demi Allah, tapi kemudian saya menemukan bahwa mereka jauh dari prinsip-prinsip Islam,” katanya.

Militan ISIS, lanjut Hamzah, juga dekat dengan barang haram. “Aku tahu bahwa beberapa pejuang mengonsumsi narkoba, yang lain terobsesi dengan seks. Sama saja pemerkosaan, laki-laki yang berbeda menikahi perempuan yang sama dalam sebuah periode waktu itu jelas tidak manusiawi,” katanya.(independent/dailymail/jpnn)

SEORANG mantan militan yang berperang demi Negara Islam Irak Suriah (ISIS) memutuskan untuk meninggalkan kelompok pemberontak yang dikenal brutal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News