Pilot - Karyawan Ancam Mogok, Ini Respons Garuda Indonesia

Pilot - Karyawan Ancam Mogok, Ini Respons Garuda Indonesia
Pesawat Garuda Indonesia. Ilustrasi Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

Menurutnya, sikap Garuda tersebut sejalan dengan dinamika bisnis yang terus berjalan. Ia mengungkapkan manajemen juga menyadari bahwa APG dan Sekarga (Serikat Karyawan Garuda) juga memiliki komitmen dan kesadaran bersama atas keberlangsungan bisnis perusahaan untuk tersu berkembang.

“Kami membuka ruang seluas-luasnya kepada rekan rekan Sekarga dan APG untuk berdiskusi dan bermusyarah terkait concern rekan rekan terkait perkembangan dan keberlangsungan perusahaan", ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung secara normal. Garuda Indonesia telah melakukan langkah langkah mitigasi untuk mengantisipasi kondisi tersebut. “Manajemen senantiasa akan mengedepankan komitmen keselarasan hubungan industrial yang baik. Manajemen juga berharap serikat dapat terus mendukung iklim kerja yang kondusif bagi perusahaan khususnya ditengah-tengah tantangan persaingan bisnis yang semakin ketat,” urai Sari.

Perseroan juga juga terus mengembangkan berbagai model bisnis dalam memaksimalkan potensi pasar. Salah satunya dilakukan melalui utilisasi pasar kargo sehingga diperlukan direktorat kargo. Sebab, saat ini persaingan dan tantangan di industri penerbangan kian kompetitif. Sepanjang 2017 Garuda Indonesia berhasil mengangkut 446.8 ribu ton angkutan kargo melalui lini usaha kargo udara.

Naik sebesar 7,4 persen dibandingkan tahun 2016. Pendapatan kargo Garuda Indonesia tahun 2017 juga meningkat sebesar 8,2 persen menjadi USD 237,1 juta. Pihaknya juga menegaskan, pengangkatan direksi Garuda Indonesia sesuai hasil RUPST merupaka kewenangan penuh pemegang saham dan Kementerain BUMN. Dalam hasil RUPST 2018 pemegang saham telah mengakomodir tuntutan serikat untuk mengurangi jumlah direksi.

Perusahaan kode dagang GIAA ini telah meniadakan posisi direktur produksi dan mengangkat direktur operasi serta direktur teknik. “Sejalan dengan ekspansi bisnis yang dijalankan perusahaan,” imbuhnya. Pada 2017, GIAA berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar USD 4.2 Miliar atau meningkat 8,1 persen dibandingkan tahun 2016.

Kapasitas produksi sebesar 13 persen – 15 persen yang ditunjang optimalisasi rute dan peningkatan kapasitas armada. Perseroan juga meningkatkan utilitas pesawat pada tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit pada 2018. Garuda Indonesia juga terus memaksimalkan kinerja operasional yang sempat terdampak akibat force majeur erupsi Gunung Agung.

Sehingga harus dilakukan penyesuaian secara masif pada sistem penugasan kru dan pesawat pada akhir tahun 2017. Namun demikian saat ini kondisi operasional perusahaan sudah berlangsung kondusif. Bahkan capaian tingkat ketepatan waktu sempat menyentuh angka diatas 90 persen pada periode peak season akhir tahun lalu. Pada 2018 GIAA menargetkan OTP mencapai 91 persen.

PT Garuda Indonesia merespons tuntutan Pilot dan karyawan yang mengancam melakukan mogok massal jika dalam sebulan tidak ada perombakan jajaran direksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News