KH Maman Imanulhaq

Pilpres Bukan Perang

Pilpres Bukan Perang
KH Maman Imanulhaq. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

Pesantrennya di pelosok Jatiwangi kerap dikunjungi sahabat-sahabatnya yang merupakan tokoh besar negeri ini, termasuk Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Sebelum aktif menjadi legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPR RI, Kiai Maman juga aktif di berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang beken seperti ICW, WALHI, KontraS dan ANBTI.

Saat ini, Kiai Maman didapuk jadi Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Amin. Kehadirannya di TKN Jokowi - Ma’ruf memberi warna tersendiri di tengah konstelasi politik tanah air yang kian memanas jelang 17 April mendatang.

Dalam orasinya di depan relawan, Kang Maman selalu menegaskan bahwa tugas relawan adalah mendekatkan Jokowi kepada rakyat. Relawan, katanya, bukan untuk berdesakan agar bisa berwafoto atau selfie dengan suami Iriana itu.

Kiai Maman juga berpesan agar relawan tidak menyebar hoaks, terhasut hoaks, ataupun merundung pihak-pihak yang berseberangan dalam politik. Dirinya justru mengajak relawan fokus melakukan gerakan door to door untuk mengabarkan kepada rakyat tentang keberhasilan Jokowi.

Sebagai seorang penggerak relawan, Kiai Maman melalui orasi-orasinya yang teduh tetap bisa menggelorakan semangat. Suami dari Hj. Upik Rofikoh sekaligus bapak bagi tiga anak itu memang punya gaya sendiri dalam berpolitik. Semangat, bersikap optimistis dan berpikir positif pada semua orang. Itulah yang membuat kiai satu ini selalu tampak muda, tegar dan segar. 

Caleg PKB di daerah pemilihan XI Jawa Barat yang meliputi Subang, Majalengka dan Sumedang itu mengatakan, Pilpres 2019 yang sudah di depan mata hanya merupakan kontestasi demokrasi lima tahunan yang harus dirayakan dengan penuh kegembiraan dan rasa persaudaraan. Menurutnya, kontestasi politik bukanlah perang, apalagi harus diwarnai fitnah.

“Pilpres bukan perang. Tidak perlu tegang hingga harus menyabu. Tidak usah menyerang. Apalagi pakai hoaks dan mem-bully. Kita harus menang tanpa menyakiti. Tanpa harus mengorbankan keutuhan bangsa dan negara," ujar Maman dalam program “Satu Meja Forum” di stasiun Kompas TV.

"Yang pasti. Kita tetap berselawat, mencintai Nabi, mendamaikan negeri," tandasnya ketika itu.(fat/jpnn)


Banyak orang menyebutnya dengan panggilan Kiai Maman. Orasinya kerap yang berisi pesan damai, toleransi dan hal-hal positif selalu membangkitkan optimisme.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News