KH Maman Imanulhaq

Pilpres Bukan Perang

Pilpres Bukan Perang
KH Maman Imanulhaq. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com - Banyak orang menyebutnya dengan panggilan Kiai Maman. Ulama muda kelahiran 8 Desember 1972 di Sumedang, Jawa Barat ini adalah pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan Ciborelang Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.

Al-Mizan dikenal sebuah pesantren berhaluan Islam ahlusunah waljamaah ala Nahdlatul Ulama (NU). Santrinya ada ribuan.

Pondok pesantren itu juga dikenal dengan festival tahunan yang menampilkan berbagai kesenian dan tradisi lokal. Pesantren itu juga mendirikan Rumah Singgah Anak Bangsa Kreatif sebagai rumah bagi anak-anak jalanan yang selama ini masih terpinggirkan.

Kepedulian Kiai Maman terhadap kesenian dan anak jalanan bukannya tanpa risiko. Ia kerapdituduh liberal.

Sebuah tuduhan yang sangat tidak tepat. Sebab, Kang Maman -panggilan akrabnya- adalah penganut Thoriqoh Syadiliyah dan mengamalkan Dalail Khairat.

Setoap malam Jumat, Kiai Maman juga memimpin tahlilan, pembacaan selawat barzanzi dan diba’iyah. 

Pada usia yang relatif muda sebagai kiai, Kang Maman sangat terkenal. Dia kerap tampil di stasiun televisi nasional.

Pernyataannya juga kerap dikutip media. Tak hanya itu, dia punya gaya bicara yang khas, mengalir, argumentatif, santun dan menohok.

Banyak orang menyebutnya dengan panggilan Kiai Maman. Orasinya kerap yang berisi pesan damai, toleransi dan hal-hal positif selalu membangkitkan optimisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News