PKI dan TNI

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

PKI dan TNI
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Ilustasi. Foto: Ricardo

Luka akibat peristiwa 1965 terus berlanjut sampai 32 tahun masa kekuasaan Orde Baru. 

Luka itu  sangat dalam dan sulit untuk benar-benar disembuhkan. 

Luka itu memecah bangsa Indonesia menjadi dua kubu yang sulit disatukan. 

Di satu sisi orang-orang yang pernah menjadi anggota PKI maupun simpatisannya merasa menjadi korban politik Orde Baru. 

Di sisi lain, umat Islam juga merasa menjadi korban kekerasan PKI di berbagai daerah, dan menganggap PKI sudah berkhianat kepada negara. 

Dua ideologi, komunisme dan Islam, ibarat minyak dan air yang tidak mungkin disatukan. 

Bung Karno ingin membuat ekspresimen sejarah. 

Dia ingin menggabungkan tiga ideologi menjadi satu bersama nasionalisme dalam bentuk nasakom, nasionalisme, agama, dan komunis.

Keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk memperbolehkan anak dan keturunan PKI mendaftar ke TNI memantik kontroversi lama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News