PKS Bertransformasi Jadi Nasionalis Religius

PKS Bertransformasi Jadi Nasionalis Religius
PKS Bertransformasi Jadi Nasionalis Religius
Ketua DPP PKS Mahfudz Siddiq menambahkan, konsep PKS sebagai partai nasionalis religius memang digodok sejak lama. Namun, PKS membutuhkan waktu dan kesiapan untuk bisa benar-benar bertransformasi.

Dimulai pada 1999, ketika berdiri dengan nama PK (Partai Keadilan), mereka benar-benar menjadi partai Islam. Embrio partai tersebut sudah bergerak di bawah tanah selama 20 tahun. PK saat itu merangkul sejumlah unsur ormas Islam, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan partai Islam. PK benar-benar mewarnai kampanye Pemilu 1999, tapi gagal saat penentuan. "Raihan mereka 1,3 persen. Itu pukulan luar biasa," tutur Mahfudz.

Di situlah mulai ada celah untuk membuka pikiran di PKS. Partai berlambang bulan sabit dan kapas tersebut mulai berperan sebagai partai Islam yang moderat dan inklusif. Era itu dimulai pada 2000, setahun setelah kekalahan dalam Pemilu 1999. "Ketika itu, mulai pengikut Umar Patek sampai Umar Wirahadikusumah ada," jelasnya.

Lalu, Pemilu 2004 menjadi pembuktian tesis PKS. Mereka berhasil menembus Senayan. "Dengan Islam moderat, ada lonjakan," ujarnya. Pada 2009 PKS berencana berekspansi sebagai partai tengah. Namun, hal tersebut urung dilakukan. "Kami terbentur Demokrat. Namun, suara tetap naik sekitar 1 persen," tegas dia.

JAKARTA- Keputusan besar diambil Majelis Syura PKS dalam rapat hari pertama musyawarah nasional (munas) II, Rabu (16/6). Konsep PKS sebagai partai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News