Please! Waspadai Tanda-Tanda Longsor Ini
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengimbau masyarakat, khususnya di kawasan Puncak, mewaspadai tanda-tanda longsor, pascabencana yang terjadi di lima lokasi di Puncak, Bogor, Jawa Barat beberapa hari lalu.
Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDHL) KLHK Hilman Nugroho dalam konferensi pers di media Center KLHK pada Rabu (7/2) menjelaskan beberapa tanda-tanda tanah akan longsor beserta antisipasinya.
"Tanda-tanda tanah mau longsor apa? Tebingnya rapuh, ditandai kerikilnya rontok. Pohon, tiang banyak yang miring, ada rekahan tanah," ucap Hilman.
Bila menemukan ada rekahan tanah di kawasan perbukitan, maka harus segera ditutup dengan tanah lainnya. Tujuannya supaya air tidak mudah masuk dan membuat tanah di sekitarnya jenuh.
"Karena kalau tanah sudah jenuh dan kemiringan tajam maka akan longsor. Tanda lainnya seperti air keruh, rumah-rumah pintunya susah dibuka, bukan karena engselnya tapi pergerakan tanah," jelas dia.
Cara mengantisipasinya, masyarakat diminta mengenali daerah-daerah rawan longsor dilihat dari kemiringan tanahnya. Kemudian jangan membangun pemukiman di daerah rawan.
"Pelihara fungsi drainase sebagai optimal, karena kalau air masuk ke dalam tanah akan mudah longsor. Gunakan sistem terasering. Tutup rekahan tanah, buat tanggul penahan, tidak memotong tebing secara tegak lurus," tambah Hliman. (fat/jpnn)
Salah satu tanda-tanda longsor adalah tebingnya rapuh, ditandai kerikilnya rontok.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Hadiri Pertemuan di Kanada, Dirjen PSLB3 Rosa Tekankan Penanganan Pencemaran Lintas Batas Polusi Plastik
- Buka Festival Pengendalian Lingkungan 2024, Menteri Siti Singgung Penggabungan 2 Kementerian
- Tim FH Universitas Trisakti Ikuti Kompetisi Peradilan LH Tingkat Dunia, Begini Harapan Menteri Siti
- KLHK Gelar Panggung Kolaborasi Rimbawan, Begini Pesan Menteri Siti
- Omzet Bank Sampah Capai Rp 2,8 Miliar per Bulan, Rekrut Ratusan Ribu Pekerja
- Protelindo Group Dukung Upaya Konservasi KLHK dalam Pelestarian Macan Tutul Jawa