Politik Identitas Ancam Konsolidasi Demokrasi dan Kebhinekaan Indonesia

Politik Identitas Ancam Konsolidasi Demokrasi dan Kebhinekaan Indonesia
Direktur Riset Setara Institute Halili Hasan meminta semua pihak untuk mewaspadai penggunaan politik identitas dalam kampanye politik menjelang Pemilu 2024 dalam dialog Demokrasi dan Politik Identitas, Selasa (21/3). Foto: source for JPNN.com

“Partai Ummat mengusung politik identias itu sangat aneh. Bawaslu sudah tepat memberikan teguran keras bagi pimpinan Partai Ummat," jelasnya nya.

Di sisi lain, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V KSP Rumadi Ahmad mengatakan pendidikan politik sangat penting untuk masyarakat agar memberikan pengetahuan sehingga tidak mudah terhasut. 

"Literasi politik identitas sangat penting dilakukan kepada masyarakat, melalui pendidikan politik agar masyarakat tidak gampang terhasut," kata Rumadi.

Menurutnya, politik identitas harus dilawan jika digunakan sebagai alat provokasi dan menjatuhkan lawan politiknya. 

"Pada titik itulah perlu melakukan perlawanan,” tegasnya.

Senada, Dosen Fisip UIN Jakarta Adi Prayitno menjelaskan politik identitas sangat mengerikan karena bisa membelah masyarakat menjadi konfrontatif dengan label "kelompok kami melawan kelompok mereka".

Ditambah lagi, lanjut Adi Prayitno, pembelahan itu diperparah dengan populisme yang menempatkan mereka seolah-olah sedang terancam atau tertindas.

"Yang berbahaya dari politik identitas itu adalah sentimen ketertindasan yang membelah masyarakat dan menempatkan orang di luar kelompoknya harus disingkirkan. Dia membuat pembelahan antara kami dengan mereka dan itu merusak persatuan," kata Adi Prayitno.(mcr8/jpnn)

Direktur Riset Setara Institute Halili Hasan meminta semua pihak untuk mewaspadai penggunaan politik identitas dalam kampanye politik menjelang Pemilu 2024.


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News