Politikus PKS Minta BNPT Berhenti Ceramahi Santri

Politikus PKS Minta BNPT Berhenti Ceramahi Santri
Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA -- Aparat kepolisian beberapa waktu lalu mengamankan sejumlah warga negara Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, yang diduga akan bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria. Maraknya WNI yang diduga hendak bergabung ISIS mengundang sejumlah pertanyaan, apa yang melatarbelakangi motif mereka tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Teroris sebelumnya pernah menyatakan bahwa selain untuk berjihad, para WNI juga tergiur bergabung ISIS karena latar belakang ekonomi.

Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy menilai bila BNPT mengidentifikasi keberangkatan WNI ke Suriah lantaran gaji yang tinggi dan fasilitas lainnya, ini menunjukkan bahwa motif utama mereka ke suriah adalah persoalan ekonomi, bukan paham radikal. "Oleh karenanya, rumusan kebijakan yang dilakukan BNPT untuk mencegah terorisme harus benar," ujar Aboe, Minggu (20/3).

Dia mengatakan, jika motif mereka berangkat adalah persoalan ekonomi, maka penanganan terorisme seharusnya bukan deradikalisasi  melainkan program kesejahteraan. "Bila tak salah, program seperti ini sudah pernah dilakukan di Poso," katanya.

Saat itu, lanjut dia, BNPT memberi bantuan modal kerja dan memberikan pelatihan manajemen usaha. Saat itu kegiatan ini dikoordinir oleh Kabagops Polres Poso yang bekerja sama dengan BLK Poso dan Balai Benih Pandiri. Menurut Aboe, program yang demikian lebih tepat, daripada BNPT menceramahi para santri dengan program deradikalisasi di pesantren.

"Karena, bukankah hasil investigasi BNPT sendiri sudah menunjukkan bahwa keberangkatan mereka untuk bergabung dengan ISIS lantaran persoalan perut, bukan radikalisme," pungkasnya. (boy/jpnn)


JAKARTA -- Aparat kepolisian beberapa waktu lalu mengamankan sejumlah warga negara Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, yang diduga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News