Presiden Dikudeta Militer, Oposisi Desak Pemilu

Presiden Dikudeta Militer, Oposisi Desak Pemilu
Mantan Presiden Nigeria yang dikudeta, Mamadou Tandja. Foto: Internet.
NIAMEY - Kelompok oposisi Nigeria meminta junta militer yang berkuasa untuk menyiapkan pemilihan umum (pemilu), lewat sebuah aksi yang mereka adakan di ibukota negeri itu, Sabtu (20/2), dua hari setelah para tentara menjatuhkan pemimpin negara sebelumnya, Mamadou Tandja. Pemerintahan junta sendiri sejauh ini belum menyebut-nyebut bakal menyerahkan kekuasaan kepada kalangan sipil, selain membuat pernyataan keras berisi peringatan terhadap kekuatan barat serta lembaga-lembaga regional.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada junta (militer) atas campur tangan mereka," ucap juru bicara kaum oposisi, Bazoum Mohammed, di depan massa demo yang diklaim berjumlah lebih dari 10 ribu orang itu. "Kami (di sini) ingin mengembalikan demokrasi, dan kami berkomitmen untuk bergabung dengan tentara dalam misi ini," tambahnya, sebagaimana diberitakan Reuters, Sabtu (20/2) sore WIB.

CFDR, nama kelompok oposisi tersebut, sekaligus mengirim memorandum kepada para pemimpin junta, meminta agar negeri itu segera dikembalikan ke tatanan konstitusional. Ini dipandang perlu dilakukan, terutama setelah mantan presiden Mamadou Tandja mengatur sebuah 'gerakan reformasi' tahun 2009 lalu yang justru memperpanjang masa jabatan dan meluaskan kekuasaannya.

Sebelumnya, pasukan tentara dengan persenjataan berat beserta kendaraan perang, menyatroni istana kepresidenan, Kamis (18/2) lalu waktu setempat, yang sempat menimbulkan kontak senjata. Aksi itu dilaporkan sempat menewaskan tiga orang, sebelum tentara akhirnya berhasil menahan Tandja dan mengambil alih pemerintahan serta membekukan undang-undang.

NIAMEY - Kelompok oposisi Nigeria meminta junta militer yang berkuasa untuk menyiapkan pemilihan umum (pemilu), lewat sebuah aksi yang mereka adakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News