Presiden Khawatirkan Krisis Pangan dan Energi

Presiden Khawatirkan Krisis Pangan dan Energi
Presiden Khawatirkan Krisis Pangan dan Energi
Harga-harga minyak pun langsung turun pada Jumat (11/3) dan mencapai titik terendah USD112,25 per barel karena kekhawatiran terhadap turunnya permintaan dari Jepang yang merupakan importir minyak dan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia.

Dalam siaran persnya yang diterima wartawan, Direktur pengelolaan Commodity Broking Services Jonathan Barrat memperkirakan dalam beberapa bulan ke depan permintaan bahan bakar fosil akan lebih banyak diekspor ke Jepang. "Mungkin akan ada penaikan pada LNG (Liquified Natural Gas atau gas alam cair), minyak, dan batubara di mana pasar bersiap untuk permintaan Jepang yang jauh lebih besar,’’ kata Jonathan.

Sementara ekonom Indef, Aviliani mengatakan, hampir dipastikan bencana gempa dan tsunami Jepang memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia yang saat ini mencapai kisaran 4 persen. Sebab, Jepang termasuk negara yang memberikan pengaruh pada perekonomian global.

Sementara pemulihan pascabencana Jepang, diprediksi memerlukan waktu 6-12 bulan kedepan. "Tidak mungkin tidak ada pengaruhnya. Jepang ini memiliki cadangan devisa terbesar di dunia selain China. Apalagi ada PLTN Jepang yang meledak, tentu akan berpengaruh pada ekspor Jepang. Padahal hampir 70 persen perekonomian negara mereka bertumpu pada ekspor," kata Aviliani.(afz/jpnn)

BOGOR — Banyaknya bencana alam dan iklim ekstrim telah berpengaruh besar pada ketahanan pangan dan ketahanan energi di dalam negeri. Dua hal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News