Presiden Yaman Pastikan Pulang
Meski Alami Luka Bakar 40 Persen
Rabu, 08 Juni 2011 – 15:42 WIB

Presiden Yaman Pastikan Pulang
Presiden berusia 69 tahun itu tetap bersikeras menolak mundur meski terus didemo rakyatnya. Ya, sikap keras Saleh itu juga terlihat dari gencarnya serangan yang dilakukan militer Yaman terhadap para demonstran. Dilaporkan, lebih dari 20 orang demonstran tewas di Taez sejak serangan pekan lalu.
Baca Juga:
Hingga kemarin pagi, beberapa ledakan terdengar di beberapa bagian ibu kota Yaman, Sana'a. Saksi mata Waleed Mokbal mengatakan bahwa ledakan disusul dengan asap tebal terjadi beberapa kali di kota tersebut. Menurut Mokbal, kebanyakan yang diincar rudal adalah permukiman penduduk. "Suara ledakan dan tembakan peluru terdengar berkali-kali di kota. Saling tembak terjadi tanpa henti," ujar Mokbal kepada Reuters.
Sementara itu, kemarin kelompok oposisi mengklaim telah menguasai kota kedua Yaman, Taez, setelah terjadi bentrokan hebat dengan militer. Demikian juga, para demonstran bersenjata yang diduga simpatisan Al Qaeda mengklaim telah menduduki gerbang Zinjibar, wilayah selatan Yaman. "Taez telah jatuh di bawah kendali kami," kata perwakilan anti pemerintah Sheikh Saeed al-Hammoud Mikhlafi kepada AFP.
Salah seorang tokoh di kota Taez itu mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan ratusan demonstran bersenjata untuk melawan tentara militer pro-Ali yang terus menyerang sejak istana presiden dirudal oposisi akhir pekan lalu.
SANA'A - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tidak mau menyerahkan kekuasannya. Meski tubuhnya mengalami luka bakar 40 persen, termasuk luka di paru-paru,
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza