Pria Berkaus Oblong Menyusup ke Istana

Pria Berkaus Oblong Menyusup ke Istana
Pria Berkaus Oblong Menyusup ke Istana
JAKARTA – Kinerja Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres),  tampaknya, perlu dibenahi. Senin (14/7) seorang pria berhasil menerobos penjagaan Paspampres hingga dapat masuk ke Istana Negara yang merupakan kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Peristiwa tersebut terjadi pukul 13.55, sesaat sebelum acara pelantikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Indonesia di Yangon, Myanmar, Sebastianus Soemarsono. Pria pemakai kaus oblong putih tipis merek Swan dan celana panjang agak komprang warna biru gelap itu berjalan dengan santai bersama rombongan wartawan di dalam Istana Negara.

Padahal, untuk masuk ke Istana Negara,  seseorang setidaknya harus melalui dua pos pengamanan. Pos pertama berada di halaman sekretariat negara, pos kedua di samping Istana Negara. Tanpa ID card khusus, jangan harap bisa melalui dua pintu tersebut. Selain itu, untuk masuk istana, juga ada aturan tidak boleh memakai kaus, sandal, dan jin.

Melihat tamu tak diundang, seorang anggota Paspampres mencegat dan menanyai pria tersebut. ’’Mau ke mana kamu?’’ tanya anggota Paspampres. ’’Hanya lihat-lihat, Pak,’’ jawab pria tersebut, polos. Sejurus kemudian, pria itu dibawa ke luar Istana Negara dan diperiksa Paspampres.

Komandan Paspampres Brigjen Soewarno saat dikonfirmasi wartawan semula menutupi peristiwa tersebut. Namun, akhirnya Kepala Biro Pers dan Media Rumah Tangga Kepresidenan D.J. Nachrawi memberikan keterangan.

Menurut Nachrawi, pria tersebut bernama Fahrurrozi, 26, warga Kampung Bali, Jakarta Pusat. ’’Dia tukang cat untuk persiapan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI,’’ ujar Nachrawi.  Kebetulan, di beberapa bagian istana memang sedang dilakukan pengecatan.

Lalu, mengapa masuk ke Istana Negara? Nachrawi mengatakan, Fahrurrozi disuruh mengambil barang untuk keperluan mengecat di Wisma Negara, sebelah barat Istana Negara. ’’Hanya saja, dia tidak bisa membedakan Wisma Negara dan Istana Negara. Maka, masuklah dia ke Istana Negara,’’ kata Nachrawi. Nachrawi memastikan, Fahrurrozi bukanlah penyusup. Karena itu, Paspampres melepaskan dan menyuruhnya pulang.

Peristiwa tersebut menggugah ingatan pada insiden cakalele pada Juni tahun lalu. Saat itu, Presiden SBY menghadiri peringatan ke-14 Hari Keluarga Nasional di Lapangan Merdeka, Ambon. Saat presiden berpidato, tiba-tiba muncul  25 pemuda Maluku yang  membawakan tarian perang cakalele dengan perlengkapan tari berupa golok dan tombak hingga 30 meter lurus di hadapan presiden. Satu di antara penari liar itu mengusung bendera Republik Maluku Selatan (RMS).

JAKARTA – Kinerja Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres),  tampaknya, perlu dibenahi. Senin (14/7) seorang pria berhasil menerobos penjagaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News