Memprihatinkan, Kualitas Kepemimpinan Kita!
Oleh: Prof Tjipta Lesmana
Minggu, 26 September 2021 – 21:35 WIB
Lebih suka memerintah atau bertahta daripada mendengar dan menjalankan aspirasi rakyatnya.
Aristoteles juga menegaskan excellence atau keunggulan/mutu prima harus menjadi kebiasaan pemimpin; selalu mengejar yang unggul, dan karya yang hebat.
Pemimpin kita kebalikannya, selalu mau dilayani dan dimanja.
Pemimpin juga harus selalu siap dikritik, bahkan dikecam.
Jika takut dikritik, say nothing, do nothing, be nothing, kurung diri saja di rumah, tidak usah berbuat apa-apa.
Menurut Aristoteles, pemimpin harus mengakui ketidakmampuannya melayani dan membahagiakan setiap orang.
Jika tidak ada yang kritik pemimpin, itu berarti sang pemimpin belum berbuat sesuatu yang penting bagi rakyatnya.
Minimal kiprah anda belum kelihatan sama sekali.
Prof Tjipta Lesmana menyoroti persoalan kepemimpinan dan korupsi di Indonesia. Ada cacat besar sistem demokrasi pascareformasi.
BERITA TERKAIT
- Diduga Korupsi Dana Pengelolaan Kebun Sawit 500 Hektare, Direktur BUMDes Ditahan Kejati Riau
- Dugaan Korupsi Jargas Kota Palembang, 4 Orang Jadi Tersangka
- Massa Datangi Mabes Polri Dukung Kapolri Berantas Premanisme di Muratara
- KPK Menyita Dokumen dan Barang Elektronik dari Rumah Adik SYL di Makassar
- Usut Kasus Korupsi eks Petinggi Bea Cukai, KPK Periksa Perwira Lemdiklat Polri
- Usut Kasus Investasi Fiktif di Taspen, KPK Periksa Petinggi PT KB Valbury Sekuritas