Memprihatinkan, Kualitas Kepemimpinan Kita!
Oleh: Prof Tjipta Lesmana
Jaket berwarna oranye pun dikenakan kepada wakil ketua DPR itu.
Boyamin Saiman, Koordinator MAKI, sempat berteriak-teriak tatkala terjadi ‘negosiasi’ yang menegangkan di dalam gedung KPK.
Pertanyaan akbar: Kenapa orang-orang yang berkarakter buruk bisa jadi pejabat penting (bahkan menteri), petinggi lembaga tinggi negara, bahkan jadi ketua Mahkamah Konstitusi, ‘dewa konstitusi’ kita?
Salah satu jawaban yang jitu atas pertanyaan ini, “Karena sistem demokrasi kita yang brengsek!! Ada cacat besar sistem demokrasi kita pascareformasi.
Setelah amendemen UUD 1945, presiden, wakil presiden, wakil-wakil rakyat, kepala-kepala daerah hingga kepala desa, semua dipilih rakyat secara langsung.
Secara teoritis, rakyat jadi berdaulat. Namun de facto, pemahaman rakyat kita tentang politik, sebagian besar masih rendah. Civil democracy tidak bisa berjalan efektif.
Mantan Perdana Menteri India, (Almarhumah) Ny. Indira Gandhi pernah berkata demokrasi sulit berkembang di negara yang pendidikan rakyatnya rendah dan kemiskinan merajalela.
Dalam situasi seperti itu, rakyat mudah disuap politisi untuk mengikuti kehedak politisi.
Prof Tjipta Lesmana menyoroti persoalan kepemimpinan dan korupsi di Indonesia. Ada cacat besar sistem demokrasi pascareformasi.
- Diduga Korupsi Dana Pengelolaan Kebun Sawit 500 Hektare, Direktur BUMDes Ditahan Kejati Riau
- Dugaan Korupsi Jargas Kota Palembang, 4 Orang Jadi Tersangka
- Massa Datangi Mabes Polri Dukung Kapolri Berantas Premanisme di Muratara
- KPK Menyita Dokumen dan Barang Elektronik dari Rumah Adik SYL di Makassar
- Usut Kasus Korupsi eks Petinggi Bea Cukai, KPK Periksa Perwira Lemdiklat Polri
- Usut Kasus Investasi Fiktif di Taspen, KPK Periksa Petinggi PT KB Valbury Sekuritas