Prita Sukses, Tiananmen Berdarah

Prita Sukses, Tiananmen Berdarah
Prita Sukses, Tiananmen Berdarah
Beda dengan demonstrasi di lapangan yang sangat fisikal. Tak mustahil pula terpancing berbagai provokasi, ketika akal sehat cenderung menurun di tengah-tengah lautan manusia yang berjibun.

Sri Mulyani Terluka

Seni tanpa aksi, jika boleh dikatakan demikian, karena hanya muncul di dunia maya dan tak long march di lapangan, naik bus ramai-ramai seraya berorasi dengan kibaran bendera berbagai kelompok, apalagi dimeriahkan dengan pembakaran ban, tampaknya lebih menarik. Tak terkecuali hasilnya juga lebih maksimal.

Diakui, demonstrasi di lapangan lebih gagah perkasa. Bisa memunculkan tokoh yang heroik. Tak mustahil merupakan bargaining dengan kekuasaan dan sejarah. Tokoh Angkatan 1966 dan 1998, terbukti kemudian masuk ke panggung kekuasaan, baik di eksekutif, legislatif, atau berbagai lembaga publik. Seorang teman becanda, inilah selebritis politik yang dihasilkan zaman.

Tak ada yang salah dengan proses rekrutmen kader dan pemimpin bangsa itu. Yang kita evaluasi masa ini adalah jika proses itu menelan korban jiwa dan rasa aman yang terusik, sehingga menggejala ke moneter dan ekonomi pada umumnya. Inilah yang kita gugat, seraya menawarkan aksi baru melalui dunia maya, tanpa aksi-aksi yang dramatis di lapangan.

LARILAH. Menghindar saja. Tak berarti kehilangan muka. Lari identik dengan mengalah. Bukan kalah. Inilah sebuah taktik dan strategi ketika berhadapan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News