Proasing! MA Jepang Pilih Memihak Amerika ketimbang Warga Okinawa

Proasing! MA Jepang Pilih Memihak Amerika ketimbang Warga Okinawa
Sebuah fasilitas radar dibangun untuk pengawasan pantai oleh Pasukan Bela Diri Jepang pangkalan Yonaguni terlihat pada tanah tinggi di Pulau Yonaguni berpenghuni paling barat Jepang di Yonaguni, prefektur Okinawa, Jepang, Rabu (27/10/2021). Foto diambil tanggal 27 Oktober 2021. Foto: REUTERS/Issei Kato/WSJ/cfo

Rencana relokasi disepakati antara Tokyo dan Washington pada 1996 di bawah kesepakatan yang mengembalikan tanah yang ditempati oleh lapangan terbang Henoko dipilih sebagai lokasi pada 1999.

Gubernur Okinawa sebelumnya, Hirokazu Nakaima, yang umumnya lebih mendukung soal relokasi pangkalan AS, menyetujui pembangunan tempat itu di daerah Henoko pada 2013.

Namun, perselisihan hukum dan politik terjadi selama bertahun-tahun, ketika pengganti Nakaima -- Takeshi Onaga, yang merupakan penentang sengit rencana tersebut, membatalkan persetujuan tersebut.

Onaga membatalkan persetujuan pada 2015 dengan menyebutkan adanya cacat hukum dalam keputusan Nakaima.

Akan tetapi, Mahkamah Agung Jepang tetap memenangi keputusan Pemerintah Pusat pada tahun berikutnya dan mengizinkan dimulainya kembali pekerjaan pembangunan tempat tersebut.

Pada 2018, Prefektur Okinawa mencabut izin untuk pekerjaan semacam itu lagi, dengan alasan penemuan konstruksi tanah yang lemah di lokasi reklamasi yang direncanakan.

Pada 2019, menteri pertanahan Jepang saat itu, Keiichi Ishii, membatalkan pencabutan rencana pembangunan oleh Okinawa.

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menyambut baik keputusan Mahkamah Agung, yang mengindikasikan bahwa Pemerintah Pusat akan dapat melanjutkan relokasi pangkalan AS yang direncanakan.

Penduduk di Okinawa, yang menampung sebagian besar fasilitas militer Amerika Serikat di Jepang, menentang rencana tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News