Produksi Garam Ditarget 800 ribu ton

Produksi Garam Ditarget 800 ribu ton
Produksi Garam Ditarget 800 ribu ton

Kardani menyatakan untuk pemenuhan garam konsumsi, Jatim sangat melarang adanya bongkar muat garam impor. "Sejak September tahun lalu, Gubernur telah memperketat lewat aturan bongkar muat garam impor. Intinya tidak boleh ada bongkar muat sebelum garam yang dihasilkan petani habis terserap pasar," jelasnya.

Sejak diterapkan regulasi tersebut, dia menyebutkan ada peningkatan produksi garam lokal dari yang sebelumnya hanya 40 ton per musim, bisa menjadi 60 ton per musim. "Untuk menggenjot produksi, kami juga memberikan dana bantuan yang sifatnya hibah kepada petani garam. Pada tahun ini program Pugar (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat) nilainya Rp 35,9 miliar untuk sebelas kabupaten. Sedangkan tahun lalu hanya 32,4 miliar saja," paparnya,

Berbeda dengan garam konsumsi, Kardani menyatakan ijin untuk garam impor hanya diperuntukkan kalangan industri. Sebab, kualitas garam lokal memang masih belum  memenuhi standarisasi industri. Dia menerangkan, standar garam industri harus memiliki kadar NaCL 99,4 persen. Oleh karena itu, diperlukan waktu pemanasan yang cukup panjang. "Saat ini garam yang dipakai masih garam Australia. Karena di Australia pemanasannya bisa mencapai tujuh bulan. Dan benar-benar kering. Kalau di Jatim, musim kemaraunya hanya 3-4 bulan. Itu pun kadang masih diselingi hujan," jelasnya. (gal)

SURABAYA--Anomali musim tahun ini diproyeksi tidak berdampak signifikan terhadap jumlah produksi garam Jatim. Oleh sebab itu, Dinas Perikanan dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News