Produksi Kacang Terenak di Dunia Asal Solsel Turun Drastis

Produksi Kacang Terenak di Dunia Asal Solsel Turun Drastis
Kacang Makadamia. Foto: padangekspres/jpg

Proses buah makadamia berwarna hijau untuk diproduksi jadi kacang, kulit hijau macadamia dipercah dulu. Maka akan terlihat kulit berwarna coklat gelap, dan produksi tersebut sudah aktivitastersebut sudah dilakukannya puluhan tahun.

"Kita memproduksi kacang terlezat ini, sudah memasuki tahun ke 10," katanya.

Rata-rata 1 batang pohon makadamia, memproduksi 20-25 kg. Satu orang pekerja, hanya mampu memanen buah 50-60 batang perharinya. Jika memanennya 3-4 kali dalam sebulan, perbatang nya mencapai 100 kg.

"Kulit basah kisaran 50 kg, bila di klatak untuk pengambilan isi makadamia seberat 7,5 kg. Jika dikalkulasikan, sebatang makadamia, berpenghasilan Rp1,5 juta setiap panen," pungkasnya.

Terpisah, Mandor PT Mitra Kerinci Unit Kerja Komuniti Non The (UKKNT), Lukas Barus, mengatakan, sebanyak 740 batang sudah memproduksi buah selama 10 tahun terakhir. Kemudian ditanam lagi sebanyak 2000 batang bibit 2013, sedangkan di tahun 2016 ini sebanyak 150 batang.

"Cara kami sebelumnya mengambil buah kacang makadamia, dipecah menggunakan batu. Baru kelihatan kulit dalamnya berwarna coklat, sekarang sudah ada alat yang dirangcang kusus untuk memecah buah makadamia. Sehingga dengan mudah mengambil isi kacang berwarna putih cream itu," sebutnya.

Pohon kacang ini, cocok dengan kontur tanah memiliki ketinggian 5,5 diatas permukaan laut sampai 700 Mpl. Kini usia makadamia disini sudah capai 15 tahun. Namun di lokasi dengan ketinggian 900 Mpl, maka sekedar terlihat rimbun. Tapi buah sedikit, bahkan ada yang tidak berbuah.

"Rata-rata dengan ketinggian 4-6 meter sudah berbuah atau di usia 6 tahun," jelasnya.

Produksi kacang terenak di dunia, Makadamia asal Solok Selatan, Sumatera Barat mengalami penurunan drastis tahun ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News